Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Kemenkes Sebut Ada 4 Kategori Pemeriksaan Kesehatan Gratis, Berdasarkan Usia

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan membagi proses pemeriksaan kesehatan gratis (PKG) dalam empat kategori pemeriksaan.

26 Januari 2025 | 19.06 WIB

Image of Tempo
material-symbols:fullscreenPerbesar
Ilustrasi cek kesehatan gratis. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan membagi proses pemeriksaan kesehatan gratis (PKG) dalam empat kategori. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat (Rokomyanmas) Kemenkes Aji Muhawarman mengatakan masayarakat akan dibagi berdasarkan kelompok-kelompok usia. Mulai kelompok bayi yang baru lahir, balita atau pra sekolah, remaja atau anak sekolah, hingga dewasa dan lanjut usia (lansia).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Tapi biasanya golongan satu dan dua (bayi baru lahir dan balita) itu jadi satu karena mirip-mirip pemeriksaannnya,” ujar Aji kepada Tempo, Ahad 26 Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Untuk kelompok bayi yang baru lahir, nantinya akan diterapkan enam jenis pemeriksaan. Bayi-bayi tersebut nantinya akan diperiksa hormon tiroid bawaan, enzim pelindung sel darah merah, hormon adrenal sejak lahir, penyakit jantung bawaan, kelainan saluran empedu, serta pertumbuhannya.

Kemudian untuk kelompok bayi di bawah lima tahun (balita) serta anak pra sekolah, Kemenkes akan melakukan delapan jenis pengecekan. Hal-hal yang akan diperiksa antara lain pertumbuhan dan perkembangan. Kemudian ada juga cek telinga, mata, gigi, dan tuberkolosis. Serta pemeriksaan Talasemia dan gula darah mulai usia dua tahun.

Khusus untuk usia remaja atau anak sekolah, Kemenkes membagi kembali jenis pemeriksaan menjadi tiga kategori. Pertama untuk anak SD (7 sampai 12 tahun) dengan total 11 jenis pemeriksaan, SMP (13-15 tahun) ada 13 jenis pemeriksaan, serta SMA (16-17 tahun) dilakukan 12 jenis pemeriksaan.

Aji menjelaskan, jenis pemeriksaannya untuk anak sekolah sendiri kurang lebih sama dengan pemeriksaan bagi kelompok pra sekolah, namun ada beberapa penambahan pemeriksaan. Beberapa jenis pemeriksaan yang baru seperti pemeriksaan aktivitas fisik serta merokok, pemeriksaan gizi, Hepatitis B dan C, Anemia, hingga yang terakhir pemeriksaan kejiwaan.

“Nanti screening kesehatan jiwanya. Terus nanti ada (cek) Talasemia, gula darah juga. Itu ada disitu, jadi itu beda-beda (pemeriksaannya),” kata Aji.

Sementara untuk kelompok usia dewasa hingga lansia, pemeriksaan kesehatan yang dilakukan akan lebih banyak lagi. Fokus pemeriksaan juga dilakukan untuk kemungkinan penyakit-penyakit yang tidak menular. Di antaranya seperti resiko penyakit jantung, stroke, geriatric, penurunan fungsi ginjal, hingga kanker.

“Laki-laki misalnya kanker prostat, kalau perempuan tuh kayak kanker payudara. Resiko-resiko itu sudah kita periksa,” jelas Aji.

Meskipun begitu, Aji menegaskan bahwa pemeriksaan yang dilakukan tidak akan terlalu menyeluruh seperti medical check-up yang biasa dilakukan di rumah sakit. Bila nantinya dalam pemeriksaan ditemukan kemungkinan penyakit, barulah masyarakat akan dirujuk ke fasilitas kesehatan lanjutan. 

“Tidak seperti ada CT Scan atau MRI itu enggak. Enggak sekomplit itu lah (pemeriksaannya). Tapi ini kebutuhan dasarnya ada,” tegas Aji.

Pilihan Editor: Menkes Sarankan Warga Punya BPJS Kesehatan Meski Bukan Syarat Pemeriksaan Kesehatan Gratis

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus