Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Ketika BP3 Belum Rapat

Rehabilitasi gedung sekolah SMA III di Palembang tidak bisa diselesaikan, karena sumbangan yang diharapkan untuk membiayai, sulit dikumpulkan. (pdk)

6 Maret 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BP3 sekolah selalu diharapkan menolong. Tapi tidak selalu terjalin kerjasama antara pimpinan sekoiah, BP3, dan orang tua murid umumnya. Di SMAN III, Palembang, yang berada di tengah kota dan selama ini dikenal sebagai sekolah favorit, misalnya. SMA ini menempati gedung bekas sekolah Cina, yang sudah tua. Selain bangunannya memerlukan perbaikan di sana-sini, sekolah ini membutuhkan lebih banyak lokal. Sejak awal tahun ajaran 1981/82 sekolah ini terpaksa dibagi dua--yane masuk pagi dan sore. Sementara itu, BP3 menentukan sumbangan insidentil dari murid. Yaitu Rp 30 ribu (dari tiap murid kelas I), Rp 10 ribu (kelas II), dan Rp 5 ribu (kelas III). Rencana pembangunan yang akan menelan biaya Rp 35 juta semula diduga akan beres dengan sumbangan itu. Tapi rupanya baru diselesaikan 23 lokal, sedang SMA itu mempunyai 27 klas. Terpaksa kelas I yang paralel empat kelas itu masih masuk sore hari. Dan untuk kelas III-nya, yang terdiri dari 5 jurusan IPS dan 6 IPA, tak semuanya beres. Empat lokal untuk jurusan IPS ternyata masih memakai bangku lama. Pembuatan kursi dan meja sebanyak 400 pasang ternyata blum cukup. Ketika bangku lama disingkirkan, bangku baru belum tersedia. Maka selama empat hari, sejak 18 Februari, sebagian besar siswa IPS kelas III tak bisa belajar. Mereka mengirim delegasi mengadukan hal ini ke Kanwil P & K, Palembang. Bila murid bertanya kenapa kosong. kelasnya, konon Kepala Sekolah menjawab: "Uang sumbangan tidak kamu bayar, maka bawa sendiri kursi dari rumah." Tak jelas bagaimana duduk soalnya. Lalu pihak BP3 rupanya belum bisa mengadakan pertemuan, karena Ketuanya selalu berhalangan. Dana untuk kesejahteraan guru yang tiap bulan Rp 1000 per murid, juga atas inisiatif BP3, berjalan beres. Agaknya hal sumbangan rehabilitasi gedung belum ada kata mupakat. Di sana BP3, seperti terjadi juga di banyak sekolah lain, ternyata sulit untuk berkumpul. Kasus SMAN III Palembang, yang mempunyai hampir 1500 murid ini, akhirnya ditanggapi pihak Kanwil P & K. Segera dikirimnya 200 kursi, dan murid kelas III IPS di situ kini bisa belajar kembali.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus