Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Kisah Unik Ki Hadjar Dewantara dan KH Ahmad Dahlan

Dalam acara peringatan Hari Pendidikan Nasional, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy berkisah mengenai Ki Hadjar dan KH Ahmad Dahlan.

2 Mei 2018 | 05.50 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy saat berada di kokpit pesawat buatan siswa SMKN 29 Jakarta di hanggar SMKN 29 Jakarta, 2 April 2018. TEMPO/Topan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Dua pahlawan nasional Ki Hadjar Dewantara dan Kiai Haji Ahmad Dahlan memiliki kisah unik yang menarik untuk dicermati. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhajir Effendy menuturkan bapak pendidikan Indonesia dan pendiri organisasi Muhammadyah itu bak pinang dibelah dua.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“KH Ahmad Dahlan itu anggota Taman Siswa yang didirikan Ki Hadjar, sebaliknya Ki Hadjar juga anggota Muhammadyah yang dibuat KH Ahmad Dahlan," kata Muhadjir di sela membuka pameran Pekan Pendidikan yang diselenggarakan Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, Sabtu 21 April 2018, sore.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Muhadjir menuturkan, selain sebagai tokoh pelopor pendidikan, Ki Hadjar merupakan sosok yang sangat rendah hati dan menghargai KH Ahmad Dahlan sebagai ulama terkemuka saat itu. “Ki Hadjar Dewantara ini sebenarnya seorang alim, bahkan juga seorang ulama juga."

Muhadjir menceritakan, suatu saat, KH Ahmad Dahlan ingin memberi gelar kiai kepada Ki Hadjar Dewantara. Namun keinginan itu ditolak secara halus oleh Ki Hadjar, “Kulo mboten usah kiai, cukup ki kemawon Pak Kiai,” Muhadjir menirukan.

“Jadi sebenarnya nama Ki pada Ki Hadjar Dewantara itu singkatan dari Kiai juga, itu sikap tawadhu-nya Beliau. Ini yang mungkin belum banyak diketahui.”

Muhadjir membuka pemarian Pekan Pendidikan dalam menyambut Hari Pendidikan Nasional yang diperingati pada tanggal 2 Mei 2018. Pameran selama sepekan pada 21-27 April 2018 itu melibatkan sedikitnya 10 Unit Pelaksana Tugas DIY di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Mulai dari Balai Arkeologi hingga Balai Pelestarian Nilai Budaya.

Pameran pendidikan, bazar buku murah, ngobrol publik bareng komunitas pendidikan, hingga pemutaran film dan pagelaran seni menjadi agenda utama selama tujuh hari penyelenggaraan.

PRIBADI WICAKSONO

Purwanto

Purwanto

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus