Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Konjungsi penerang merupakan kata hubung yang menegaskan suatu keterangan atas hal yang disampaikan. Dengan konjungsi penerang, penutur atau penulis dapat menjelaskan, menerangkan, atau mengklarifikasi pernyataan agar lebih mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melansir repositori.kemdikbud.go.id, konjungsi penerang termasuk salah satu konjungsi subordinatif, yaitu kata hubung yang menunjukkan adanya pengandaian pada kalimat. Lantas, apa itu konjungsi penerang?
Pengertian Konjungsi Penerang
Mengutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), konjungsi penerang adalah penghubung yang digunakan untuk menjelaskan atau menerangkan suatu kejadian dalam sebuah kalimat. Konjungsi penerang juga dikenal dengan sebutan konjungsi penjelas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Senada dengan itu, menurut repositori.unsil.ac.id, konjungsi penerang, yaitu kata penghubung yang berfungsi menghubungkan kalimat sebelumnya dengan perinciannya. Dengan demikian, konjungsi penerang akan membuat sebuah kalimat menjadi lebih jelas.
Kemudian, berdasarkan Modul Pembelajaran SMA Bahasa Indonesia Kelas X karya Indri Anatya Permatasari (2020), konjungsi penjelas berkaitan dengan pengubahan dialog dari kalimat langsung ke kalimat tidak langsung. Konjungsi penerang umumnya menggunakan kata seperti “bahwa”.
Ciri-Ciri Konjungsi Penerang
Berikut ciri-ciri konjungsi penerang berdasarkan bentuk katanya:
Kata “di mana”
- Selalu berada di tengah kalimat mengikuti klausa induk.
- Posisi klausa anak yang berkonjungsi “di mana” bersifat tegar dan wajib.
- Menyatakan bahwa klausa anak memberikan keterangan atau penjelasan kepada objek dan keterangan klausa induknya.
- Dapat menandai hubungan tempat.
- Dapat menandai hubungan penjelas bila diganti dengan “yaitu”.
- Dapat menandai hubungan waktu yang penggunaannya sejalan dengan “ketika”.
Kata “hal mana”
- Posisinya selalu di tengah kalimat mengikuti klausa induk.
- Konjungsi “hal mana” bersifat tegar.
- Klausa anak cenderung berfungsi sebagai keterangan.
- Klausa anak memberikan penegasan kepada klausa induk.
Kata “ialah”
- Posisinya selalu di tengah, tetapi belum tentu mengikuti induk kalimat.
- Konjungsi “ialah” bersifat tegar.
- Klausa anak berfungsi mengisi keterangan dan menempati predikat.
- Pernyataan yang menggunakan konjungsi penerang “ialah” belum tentu kalimat majemuk bertingkat yang terdiri dari dua klausa.
- Pernyataan yang bukan kalimat majemuk biasanya berisi definisi.
- Konjungsi “ialah” bisa saling menggantikan dengan “yaitu” dan “yakni”.
Kata “yaitu”
- Selalu berada di tengah kalimat.
- Menandai klausa anak yang mengisi fungsi predikat dan keterangan.
- Pernyataan yang menggunakan konjungsi penerang “yaitu” belum tentu kalimat majemuk bertingkat yang terdiri dari dua klausa.
- Pernyataan yang bukan kalimat majemuk biasanya berisi definisi atau uraian.
- Konjungsi “yaitu” bisa saling menggantikan dengan “ialah” dan “yakni”.
Kata “yakni”
- Selalu berada di tengah kalimat.
- Menandai klausa anak yang mengisi fungsi keterangan.
- Konjungsi “yakni” bisa saling menggantikan dengan “ialah” dan “yaitu”.
Kata “tempat”
- Selalu berada di tengah kalimat mengikuti klausa induk.
- Mengisi fungsi keterangan.
- Konjungsi “tempat” bisa saling menggantikan dengan “di mana”.
Jenis Konjungsi Penerang
Secara garis besar, penggunaan konjungsi penerang dibagi menjadi beberapa jenis, meliputi:
- Konjungsi aditif, yaitu kata hubung yang menggabungkan dua unsur kata dalam satu kalimat, seperti “lalu” dan “serta”.
- Konjungsi pertentangan, yaitu kata hubung yang digunakan untuk kalimat yang bersifat berlawanan, seperti “tetapi” dan “sedangkan”.
- Konjungsi disjungtif, yaitu kata hubung yang menggabungkan dua aspek kalimat yang berlawanan, seperti “atau” dan “maupun”.
- Konjungsi sebab, yaitu kata hubung yang digunakan untuk kalimat yang mempunyai aspek alasan, seperti “sebab”.
- Konjungsi final, yaitu kata hubung yang digunakan untuk menggabungkan dua aspek kalimat yang bermakna penyelesaian, seperti “agar” dan “supaya”.
- Konjungsi perbandingan, yaitu kata hubung yang digunakan untuk membandingkan dua kalimat, seperti “misalnya” dan “bagaikan”.
Contoh Konjungsi Penerang
Berikut beberapa contoh kalimat yang menggunakan konjungsi penerang:
- Pencurian biasanya dilakukan pada saat angin kencang, di mana para nelayan tidak berani melaut.
- Buku itu memuat asas-asas pemasaran yang lengkap, hal mana sangat penting untuk diketahui oleh para mahasiswa jurusan ekonomi.
- Yang kami perlukan ialah tekad hati yang kuat, keberanian, dan kemahiran.
- Pembangunan rumah ini sudah terendus sejak lima tahun lalu, yaitu saat ayah sering meninggalkan kantor.
- Cikal bakal studio ini sudah ada sejak tiga tahun lalu, yakni ketika Agus menempatkan peralatan musiknya di gudang rumah.
- Di rumah itu, terdapat kebun kecil, tempat tanaman-tanaman hias bermekaran.
- Perilakunya selalu berulang, sehingga aku menyimpulkan bahwa dia mudah dipengaruhi.