Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

Noel mengutip puisi karya Presiden Pertama RI Soekarno, untuk mengkritik PDIP yang tidak mengundang Jokowi di Rakernas

18 Mei 2024 | 17.46 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Gerindra, Immanuel Ebenezer atau Noel, mengkritik sikap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang tidak mengundang Presiden Joko Widodo alias Jokowi ke rapat kerja nasional atau Rakernas pada 24-26 Mei 2024 di Ancol, Jakarta Utara. Jokowi sebelumnya dinyatakan bukan lagi kader PDIP setelah putranya, Gibran Rakabuming Raka, maju melawan 'jago' partai banteng di Pilpres 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Noel mengutip puisi karya Presiden Pertama RI Soekarno, yang juga ayah Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, untuk melayangkan kritiknya ke PDIP.

“PDI Perjuangan hendaknya menilai Jokowi dari kaca ‘Indonesia Soekarno’, yaitu sebagaimana puisi yang ditulis Soekarno berjudul ‘Aku Melihat Indonesia’,” seperti tertulis dalam keterangan dari Noel, Sabtu, 18 Mei 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Noel, Soekarno dalam puisinya tidak melihat warna politik. Noel mengklaim Soekarno tidak membeda-bedakan anak bangsa dari sisi mendukung siapa untuk menjadi pemimpin atau presiden.

Noel mengklaim bahwa perhelatan yang dilaksanakan partai sekaliber PDIP sepatutnya tak lepas dari protokoler kenegaraan, yaitu mengundang kepala negara tanpa membeda-bedakan asal partainya.

Maka dari itu, kata Noel, seharusnya PDIP juga memperlakukan Jokowi sebagai kepala negara. “Tanpa embel-embel partai mana yang sekarang didukung Jokowi,” ucap Ketua Umum Prabowo Mania itu.

Dalam interpretasi Noel, puisi “Aku Melihat Indonesia” adalah cara sang proklamator melihat perbedaan paham dan warna politik sebagai kekayaan bangsa. Noel pun meminta para petinggi PDIP untuk menjadikan puisi itu sebagai refleksi untuk menerima hasil yang sudah terjadi. “Aku bukan lagi melihat mata manusia, aku melihat Indonesia," ujar Noel mengutip bait terakhir puisi Soekarno.

Diketahui, puisi “Aku Melihat Indonesia” tercantum dalam buku berjudul “Bung Karno dan Pemuda”. Buku yang terbit pada 1987 itu memuat kumpulan pidato Soekarno di hadapan pemuda, pelajar, mahasiswa, dan sarjana selama periode 1952-1960.

Berikut puisi “Aku Melihat Indonesia” karya Soekarno:

”Aku Melihat Indonesia“

(Karya: Soekarno)

 

Jikalau aku berdiri di pantai Ngliyep

Aku mendengar Lautan Hindia bergelora

membanting di pantai Ngliyep itu

Aku mendengar lagu, sajak Indonesia

 

Jikalau aku melihat

sawah-sawah yang menguning-menghijau

Aku tidak melihat lagi

batang-batang padi yang menguning menghijau

Aku melihat Indonesia

 

Jikalau aku melihat gunung-gunung

Gunung Merapi, Gunung Semeru, Gunung Merbabu

Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Kelebet

dan gunung-gunung yang lain

Aku melihat Indonesia

 

Jikalau aku mendengarkan

Lagu-lagu yang merdu dari Batak

bukan lagi lagu Batak yang kudengarkan

 

Aku mendengarkan Indonesia

 

Jikalau aku mendengarkan Pangkur Palaran

bukan lagi Pangkur Palaran yang kudengarkan

Aku mendengar Indonesia

 

Jikalau aku mendengarkan lagu Olesio dari Maluku

bukan lagi aku mendengarkan lagu Olesio

Aku mendengar Indonesia

 

Jikalau aku mendengarkan burung Perkutut

menyanyi di pohon ditiup angin yang sepoi-sepoi

bukan lagi aku mendengarkan burung Perkutut

Aku mendengarkan Indonesia

 

Jikalau aku menghirup udara ini

Aku tidak lagi menghirup udara

Aku menghirup Indonesia

 

Jikalau aku melihat wajah anak-anak

di desa-desa dengan mata yang bersinar-sinar

 

“Pak Merdeka; Pak Merdeka; Pak Merdeka!”

 

Aku bukan lagi melihat mata manusia

Aku melihat Indonesia

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus