Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bekas Ketua Senat Mahasiswa Fisip UGM 1993-1994, Andi Arief mengomentari sikap rektorat almamaternya yang melarang Masjid Kampus mengundang Abdul Somad (UAS).
"Pelarangan ceramah, cermin UGM kehilangan jati diri aslinya," ujar Politikus Demokrat ini lewat akun twitter-nya. Andi mempersilakan cuitannya dikutip saat dihubungi pada Kamis, 10 Oktober 2019.
Menurut bekas Pemimpin Umum Majalah Mahasiswa Fisipol UGM ini, kampus merupakan pertemuan semua gagasan untuk dipelajari, didebat atau diadili. Sehingga, tidak patut jika UGM melarang UAS datang dan menyampaikan gagasan.
"Takdir jati diri UGM yang buruk sejak dulu, sebagian para profesornya gampang digoda kekuasaan. Rektor berharap keberuntungan dua pendahulunya," ujar Andi Arief.
UGM menolak kuliah umum yang menghadirkan Somad. Pihak UGM meminta acara yang sedianya digelar di masjid kampus itu dibatalkan. Tema kuliah yang akan diisi Somad dalam kuliah umum itu yakni Integrasi Islam dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK): Pondasi Kemajuan Indonesia. Selain Abdul Somad, pembicara lain di acar tersebut Heddy Shri Ahimsa Putra.
UGM beralasan pembatalan acara kuliah umum di masjid kampus itu untuk menjaga keselarasan kegiatan akademik dan kegiatan nonakademik dengan jati diri UGM.
Kepala Bagian Humas dan Protokoler UGM, Iva Ariani menjelaskan yang dimaksud keselarasan yang menjadi dasar pembatalan acara kuliah Abdul Somad itu merujuk kepada keterkaitan antara acara dan pembicara yang dihadirkan. "Pembatalan lebih kepada alasan acara, pembicara, waktunya dan hal lainnya yang kurang sesuai,” ujar Iva dalam keterangannya, Rabu, 9 Oktober 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini