Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Masalah Belajar Matematika, Guru Besar UPI Bandung Minta Guru Refleksi Kritis

Kendati ada siswa yang menyukai, menikmati matematika, namun jumlahnya tidak signifikan dibandingkan dengan jutaan siswa yang harus berjuang.

6 Juni 2024 | 04.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
ilustrasi matematika (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, BandungMatematika belum menjadi bidang yang disukai, dinikmati, dan dipahami oleh banyak orang khususnya kalangan siswa di sekolah. Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia atau UPI Bandung, Suhendra, mengatakan, guru matematika sepatutnya melakukan refleksi kritis terhadap kinerja mengajarnya secara objektif dan berkesinambungan. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Untuk mendapatkan berbagai informasi yang sahih untuk bekal memperbaiki serta meningkatkan kinerja mengajar berikutnya,” kata Suhendra saat berpidato dalam pengukuhan Guru Besar bidang Ilmu Pembelajaran Matematika Produktif, di kampus UPI Bandung, Rabu 5 Juni 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam orasinya tentang pembelajaran matematika yang kondusif, konstruktif, dan produktif itu Suhendra menyitir hasil sejumlah penelitian yang menyimpulkan bahwa saat ini masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam mempelajari matematika. “Kendati ada siswa yang menyukai, menikmati, dan memahami matematika, namun jumlahnya tidak signifikan dibandingkan dengan jutaan siswa yang harus berjuang keras,” ujarnya.

Para guru disarankan untuk berupaya menanamkan pemahaman kepada siswa tentang apa itu matematika, kenapa siswa harus mempelajarinya, dan apa saja peran matematika dalam keseharian. Untuk mengatasi masalah itu, menurut Suhendra, diperlukan sebuah kerangka kerja pembelajaran matematika yang operasional. 

Tujuannya agar aktivitas belajar yang dikembangkan lebih berbobot dan semakin bervariasi sehingga menantang untuk berkembangnya potensi intelektual siswa. Kemudian materi pelajaran yang disajikan dibuat lebih relevan dengan pengalaman dan pengetahuan siswa sehingga dapat melayani berbagai kebutuhan belajar siswa. 

Lingkungan belajar yang disediakan pun perlu lebih mendukung proses belajar aktif sehingga dapat mengembangkan potensi siswa, serta perlakuan pembelajaran lebih efektif sehingga mengakomodasi keragaman semua potensi siswa tanpa diskriminasi. “Keempat faktor tersebut  akan sinergis apabila diimplementasikan oleh guru secara baik dan simultan,” ujar Suhendra. 

Pembelajaran matematika yang produktif diyakininya akan terwujud apabila ditunjang oleh strategi yang konstruktif dan situasi kondusif. Matematika diingatkannya telah, sedang, dan akan terus memberikan banyak kontribusi positif terhadap berbagai aktivitas umat manusia.

"Mulai dari bagaimana kaidah matematika dimanfaatkan untuk membangun sejumlah konsep pada ilmu lain hingga bagaimana prosedur matematika menjadikan berbagai kegiatan manusia sehari-hari menjadi lebih efektif  dan efisien."

Zacharias Wuragil

Zacharias Wuragil

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus