Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Masih rebutan gereja

Kelompok-kelompok yang bertikai di tubuh HKBP dibiarkan oleh aparat keamanan. penyebabnya, masih konflik S.A.E. Nababan dan Simanjuntak.

19 Februari 1994 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KORBAN Danau Toba tak selamanya lantaran tenggelam. Kali ini korban jatuh karena rebutan gereja. Itulah yang dialami Albiner Sitanggang, mahasiswa teologi STT HKBP Pematangsiantar. Ia tewas akibat perkelahian dua kelompok umat Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) yang berebut gereja di Pulau Samosir, di tengah Danau Toba. Selain itu, ada empat orang luka berat dan tujuh rumah dirusak. Tragedi ini bermula pada siang 30 Januari lalu. Hari itu, 1.500 orang jemaat pro S.A.E. Nababan merebut kembali gereja HKBP Pangururan yang dikuasai kelompok Ephorus P.W.T. Simanjuntak, sejak Oktober tahun lalu. Pengikut Simanjuntak memang minoritas di sini. Dulu pun mereka bisa merebutnya karena bantuan militer. Khawatir direbut kembali, massa Nababan pun menugasi 18 orang untuk menjaga gereja itu. Rupanya, jemaat pro Simanjuntak tak tinggal diam. Bagaikan "serangan fajar", sekitar 57 orang pengikutnya -- datang dari Pematangsiantar, 110 kilometer dari situ -- mereka melumpuhkan lawannya pada dini hari 31 Januari. Belasan penjaga gereja yang tidur mereka ikat. Ada juga yang dilukai dengan pisau silet. Seorang jemaat pro Nababan yang lolos dari sekapan sempat membunyikan lonceng gereja sehingga seribuan massa HKBP di situ menghambur keluar rumah mengepung gereja. Namun, massa Simanjuntak membalas dengan menjejerkan belasan penjaga gereja yang disekap tadi di depan gereja sebagai tameng sambil memukulinya. Jemaat Nababan pun menjerit-jerit melihat penyiksaan itu. Anehnya, puluhan polisi hanya menonton "drama" tersebut. Tak syak, massa naik emosi dan bentrokan pun meletus. Dalam hiruk-pikuk itulah Albiner tewas. Menurut saksi mata, ia jatuh karena dikeroyok. Tapi ada yang menyebutkan karena ditabrak mobil temannya. Kerusuhan itu usai setelah Pendeta Termolen berhasil menempelkan pisau di leher seorang pengikut Nababan. "Jika kalian tak mundur, dia kubunuh," ancam Termolen. Tak syak, massa pun mundur. Saat itulah pengikut Simanjuntak meninggalkan Pangururan. Walau sudah diselesaikan lewat Sinode Godang Istimewa tahun lalu, konflik masih beruntun. Maka, Menteri T.B. Silalahi ditugasi Pemerintah agar menyelesaikan konflik itu. Ia punya resep agar jemaat kelompok Nababan dan Simanjuntak bergantian memakai gereja. Tapi sejak peran Silalahi menangani HKBP dikurangi, insiden baku-rebut gereja pun sering terjadi. Dan tampaknya aparat Pemerintah cenderung tak mencampuri. Maklum, HKBP adalah organisasi otonom. "Kalau kami aktif, bisa-bisa dituduh mencampuri urusan intern gereja," kata Kadit Intel Polda Sumatera Utara, Kolonel Soebono Adi. Tetapi Panglima Kodam I/Bukit Barisan, Mayjen. Pranowo, melihat aparat tetap aktif, khususnya dalam memonitor gejala yang memungkinkan timbulnya bentrokan. Pranowo mengakui tugas itu sulit karena banyaknya gereja HKBP di mana-mana. Apalagi, jumlah aparat pun terbatas, dan tugas Kodam juga banyak. Selain itu, Ephorus HKBP dinilai tergesa- gesa mengambil tindakan yang dapat menyulut konflik baru. Katakanlah, pergantian pimpinan HKBP di banyak gereja, yang menurut data TEMPO sudah sekitar 200 pendeta, guru jemaat, dan pegawai yang tergusur. Hingga kini memang belum ada yang ditahan. Polisi terkesan bersikap esktrahati-hati. "Kami menunggu suasana mendingin dulu," kata seorang perwira Polres Tapanuli Utara kepada TEMPO. Tapi, akibatnya umat HKBP bingung. "Bah, untuk beribadah pun tak bisa tenteram," kata seorang jemaat.Bersihar Lubis, Munawar Chalil, dan Sarluhut Napitupulu

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum