Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah atau Mendikdasmen Abdul Mu’ti mengklaim menu program makan bergizi gratis yang baru saja berjalan sudah sesuai dengan yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto. Adapun program ini mulai diterapkan di 26 provinsi pada Senin, 6 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kemarin saya ke Semarang di sebuah SMP yang menjadi tempat pelaksanaan makan bergizi gratis. Alhamdulillah pelayanannya baik, menunya juga sesuai dengan apa yang direncanakan Pak Presiden," katanya saat ditemui di Kantor Kemendikdasmen pada Selasa, 7 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, Menteri Abdul Mu’ti mengingatkan para guru di sekolah agar program ini tidak hanya berfokus pada peningkatan kekuatan fisik siswa, tetapi juga menjadi bagian dari pendidikan karakter. Ia mendorong siswa agar membiasakan diri berdoa sebelum makan dan mempelajari tata krama dalam menikmati hidangan.
"Senantiasa makan seperlunya, jangan kemudian makannya dibuang-buang, kemudian melatih tanggung jawab, melatih toleransi dan juga kemandirian, serta berbagai karakter utama yang lainnya," kata dia.
Secara pengawasan, Abdul Mu’ti mengatakan program ini melibatkan ahli gizi untuk memastikan makanan yang disajikan benar-benar bergizi. Selain itu, ada juga akuntan yang tidak hanya memantau aspek administrasi keuangan dan transaksi, tetapi juga memastikan akuntabilitas program secara keseluruhan.
"Bahkan kemarin di Semarang juga hadir dari Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) untuk memastikan bahwa makanan itu juga makanan yang secara kesehatan juga aman," katanya.
Sebelumnya, menurut laporan Tempo yang terbit pada 16 Oktober, menu yang diperkirakan dalam program makan bergizi gratis ini mencakup nasi, daging ayam, telur, sayuran, dan susu. Hanya saja dalam pelaksanaan hari pertamanya, justru tidak ada menu susu di sejumlah daerah.
Bahkan, SMPN 12 Semarang, yang dikunjungi Abdul Mu’ti dalam rangka program ini, juga tidak menyertakan susu dalam menunya. Dikutip dari Antara, Ia menjelaskan bahwa susu memang bukan menu wajib. Namun demikian, Abdul Mu’ti mengatakan akan melakukan penyempurnaan ke depannya.
Selain itu Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Landasan Udara Halim Perdanakusuma tidak menyertakan susu dalam menu program makan bergizi gratis (MBG) di hari pertama. Deputi II Kantor Komunikasi Kepresidenan RI Noudhy Valdryno mengatakan susu itu akan hadir dalam realisasi MBG selanjutnya.
"Susu ini kita lihat di Halim Perdanakusuma hari ini belum ada, tapi saya terima informasi dari dapur tadi, besok atau lusa," ujar Noudhy di SD Angkasa 5, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin, 6 Desember 2025. Menurut Noudhy, ketiadaan susu itu tidak mengurangi esensi pelaksanaan MBG.
Kemudian, Kepala Komunikasi Kepresidenan Republik Indonesia, Hasan Nasbi, mengatakan menu susu tidak wajib setiap hari dalam program makan bergizi gratis. “Paling sedikit itu seminggu sekali, dan tidak wajib. Susu bukan menu wajib karena suplai susu, kan, belum merata di setiap daerah,” kata Hasan saat dihubungi pada Senin, 6 Januari 2025.
Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana juga mengatakan menu susu di program makan bergizi gratis hanya ada di daerah-daerah yang memiliki populasi sapi perah. Hal ini, kata dia, agar peternak sapi perah di daerah bisa diberdayakan.
“Kami tidak ingin program ini menjadi bagian dari peningkatan impor (susu), tetapi ingin memberdayakan sumber daya yang ada,” kata Dadan usai rapat bersama Komisi IX DPR RI di kompleks parlemen Senayan, Senin, 6 Januari 2025.
Dadan mengatakan di daerah yang memiliki populasi sapi perah, menu susu diberikan minimal tiga kali dalam sepekan. Sementara untuk daerah tanpa peternak sapi perah, susu digantikan dengan sumber protein dan kalsium lain. “Agar indeksnya (gizi) tetap masuk, maka kami lakukan kombinasi-kombinasi,” ujarnya.
Hammam Izzuddin, Andi Adam Faturahman, dan Haura Hamidah berkontribusi dalam tulisan ini.