Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Mensos Sambut Usulan Taman Siswa di Yogyakarta Jadi Sekolah Rakyat

Sosok yang mengusulkan Taman Siswa di Yogyakarta untuk dijadikan sekolah rakyat ialah Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo

25 April 2025 | 15.23 WIB

Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf saat meninjau langsung hari terakhir pelaksanaan Desk Sekolah Rakyat di Gedung Konvensi Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata Jakarta Selatan, Rabu 23 April 2025. ANTARA/HO-Biro Humas Kemensos.
Perbesar
Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf saat meninjau langsung hari terakhir pelaksanaan Desk Sekolah Rakyat di Gedung Konvensi Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata Jakarta Selatan, Rabu 23 April 2025. ANTARA/HO-Biro Humas Kemensos.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo mengusulkan kepada Menteri Sosial Saifullah Yusuf agar Sekolah Taman Siswa dapat difungsikan sebagai sekolah rakyat. Ia memastikan sarana dan prasarana Taman Siswa siap digunakan bila memang akan dijadikan sekolah rakyat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kalau di Yogyakarta itu, salah satu sekolah yang muridnya hampir habis itu Taman Siswa, tapi kan Taman Siswa itu sekolah rakyat juga sejarahnya," katanya di kantor Kementerian Sosial, Jakarta, Jumat, 25 April 2025.

Usulan itu pun disambut oleh Gus Ipul, sapaan akrab Saifullah. Dia menyatakan akan berkunjung dan melihat langsung kondisi Taman Siswa. "Kami hidupkan, pak," kata Gus Ipul.

Dalam kesempatan itu Gus Ipul mengatakan pada tahun 2025 akan dibangun 200 sekolah rakyat. Sekolah ini akan dilengkapi asrama guru dan siswa, lapangan bola, hingga teknologi canggih. "Nanti enggak pakai papan tulis manual, papan tulisnya semua digital," katanya.

Lebih lanjut, untuk penerimaan siswa, ia mengatakan semua anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem bisa bergabung di sekolah rakyat. Bahkan anak-anak dengan IQ rendah boleh masuk selagi yang bersangkutan miskin.

"Ya karena memang gizinya jelek, proses pembelajarannya jelek, lingkungannya tidak mendukung ya IQ-nya 80," katanya.

Ia menjelaskan alasan sekolah rakyat berkonsep asrama agar lingkungan bagi anak-anak lebih kondusif. Matrikulasi dan orientasi anak-anak tersebut akan diperkuat dan diperpanjang.

Ia menyebutkan tiap sekolah rakyat akan ada 1.000 siswa mulai dari jenjang SD hingga SMA. Lalu sekolah tersebut juga akan berada di 500 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. "Berarti sekitar 500 ribu anak miskin naik kelas," katanya.

Dinda Shabrina

Lulusan Program Studi Jurnalistik Universitas Esa Unggul Jakarta pada 2019. Mengawali karier jurnalistik di Tempo sejak pertengahan 2024.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus