Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Metode konversi perolehan suara partai ke kursi DPR RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota pada Pileg 2019 berbeda dengan cara di Pemilu sebelumnya. Pada Pemilu kali ini, perolehan suara Pileg dihitung menggunakan metode sainte lague.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Kemendagri Bahtiar mengatakan pada Pemilu sebelumnya, perolehan suara menggunakan metode kuota hare yang memakai metode bilangan pembagi pemilih dalam menentukan jumlah kursi. Sementara pada Pemilu 2019, perolehan suara menggunakan teknik sainte lague untuk menghitung suara.
“Aturan mengenai metode Sainte Lague tertuang dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, yaitu dalam Pasal 414 ayat (1),” kata Bahtiar melalui keterangan tertulis yang diterima Tempo, Sabtu, 20 April 2019.
Ia menjelaskan perbedaan metode kuota hare dan sainte lague terletak pada tidak adanya penerapan harga satu kursi sebagai bilangan pembagi untuk mencari perolehan kursi masing-masing partai.
“Logika yang dipakai adalah partai yang memperoleh suara tertinggi dari hasil pembagian diurutkan sesuai dengan alokasi kursi yang disediakan dalam satu daerah pemilihan yang berhak memperoleh kursi,” ujarnya.
Bahtiar menyebutkan, teknik penghitungan suara divisor sainte lague menerapkan bilangan pembagi suara berangka mulai 1,3,5,7, dan seterusnya. “Sebagaimana yang tertuang dalam Pasal 415 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu,” ujar Bahtiar.
Dia menambahkan, metode penghitungan suara atau konversi jumlah suara pemilih menjadi kursi di DPR RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota menjadi salah satu isu krusial pada pembahasan UU Pemilu. "Maklum saja, sistem konversi suara ke kursi yang dipilih akan berkorelasi dengan raihan kursi yang akan diperoleh usai Pemilu serentak 2019,” ujar Bahtiar.
Metode sainte lague diperkenalkan oleh seorang pakar matematika asal Perancis bernama Andre Sainte Lague pada tahun 1910.