Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf Presiden Moeldoko mengatakan pembubaran organisasi Jamaah Islamiyah (JI) merupakan sesuatu yang positif. Moeldoko mengatakan pemerintah perlu hadir sebagai pendamping bagi eks anggota JI.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Pembubaran JI perlu kita perkuat lagi. Perkuat dalam arti bahwa ini organisasi besar. Maka perlu kehadiran dari semua kita untuk bisa menjadi pendamping, bisa menjadi penasehat dan seterusnya,” kata Moeldoko di kompleks Istana Kepresidenan pada Senin, 22 Juli 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jenderal TNI Purnawirawan ini mengatakan pendampingan bagi eks anggota JI diperlukan sehingga mereka bisa memiliki tanggung jawab yang sama dengan yang lain. “Dalam kerangka ikut terlibat dalam pembangunan nasional. Itu poinnya,” ucap Moeldoko.
Video deklarasi pembubaran JI berdurasi 3 menit 20 detik itu diunggah di akun YouTube Arrahmah_id. Dalam keterangan tertulis, deklarasi pembubaran ini dilakukan oleh di kawasan Bogor pada 30 Juni 2024.
Dalam video itu tampak seorang pria membacakan pernyataan dengan 15 orang berdiri di belakangnya. Pria yang membacakan deklarasi itu disebut sebagai petinggi Jamaah Islamiyah bernama Abu Rusydan.
Abu menyatakan pembubaran berdasarkan kesepakatan majelis para senior dengan para pimpinan lembaga pendidikan forum pondok pesantren yang berafiliasi dengan Al-Jamaah Al-Islamiyah.
Laporan dari Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) membenarkan keaslian pernyataan video pada 30 Juni yang dibuat oleh 16 pemimpin JI yang mengumumkan bahwa mereka membubarkan jaringan ekstremis tersebut.
JI merupakan Kelompok militan yang terkait dengan Al-Qaeda yang dituduh mendalangi beberapa serangan paling mematikan di Indonesia. Termasuk pengeboman klub malam di Bali pada 2002 yang menewaskan lebih dari 200 orang.
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) meyakini anggota JI yang tersisa akan mengikuti langkah pimpinan mereka. Kepala BNPT Komisaris Jenderal Mohammed Rycko Amelza Dahniel mengatakan Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri selama bertahun-tahun telah melakukan pembinaan, komunikasi, silaturahmi, hingga melaksanakan edukasi dan rehabilitasi dengan menggunakan hati.
“Kalau pimpinan sudah mengatakan, maka jemaah di bawahnya adalah kami dengar kami ikut, sami'na wa atho'na (mendengarkan perintah serta mematuhinya),” kata dia saat peresmian Museum Penanggulangan Terorisme Adhi Pradana pada hari ulang tahun BNPT ke-14 di Kompleks BNPT, Kabupaten Bogor, Selasa, 16 Juli 2024.
Pilihan Editor: BNPT Bina Eks Pimpinan Jamaah Islamiyah yang Deklarasikan Pembubaran