Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Motif Anggota TNI Tembak Bos Rental Mobil, Alasan Dikeroyok dan Bela Diri

TNI AL ungkap motif penembakan terhadap bos rental mobil di Tangerang karena anggotanya dikeroyok di lokasi kejadian.

6 Januari 2025 | 19.58 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pangkoarmada Laksamana Madya TNI Denih Hendrata saat konferensi pers tentang kasus penembakan bos rental mobil di Markas Koarmada TNI AL, Jakarta, 6 Januari 2025. ANTARA/Muhammad Ramdan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -- Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) RI Laksamana Madya Denih Hendrata menjelaskan motif prajurit TNI Angkatan Laut menembak bos rental mobil. Menurut Denih Hendrata, penembakan terhadap bos rental mobil di rest area jalan Tol KM 45 Merak-Tangerang karena dikeroyok.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia mengatakan anggotanya berinisial AA terdesak melakukan penembakan karena mengklaim dikeroyok oleh beberapa orang di lokasi kejadian. "Seandainya dihadapkan kepada pengoroyokan, berarti, kan, sebetulnya sama-sama tidak tahu siapa yang akan mati," ujar Denih Hendrata saat konferensi pers di Koarmada, Jakarta Pusat, pada Senin, 6 Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut dia, bila seseorang menghadapi keadaan seperti pengeroyokan pasti akan melakukan pembelaan diri. "Nah ini yang digunakan adalah senjata api yang dibawa (anggota TNI AL)," tutur dia.

Bos rental, korban tewas dalam insiden di Tol Tangerang, bernama Ilyas Abdul Rahman, 48 tahun, warga Taman Rajeg, Kabupaten Tangerang, Banten. Dia tewas ditembak di rest area KM 45 Jalan Tol Tangerang-Merak, Kabupaten Tangerang pada Kamis, 2 Januari 2025 dini hari. Kasus penembakan bos rental mobil melibatkan anggota TNI Angkatan Laut.  Komandan Pusat Polisi Militer Angkatan Laut (Danpuspomal) bersama Kepolisian Daerah Banten tengah menyelidiki kasus tersebut. 

Denih mengatakan anggota TNI AL yang melakukan penembakan ini karena faktor kecepatan serta insting dari adanya pengeroyokan. "Jadi kembali lagi apalagi mungkin karena tentara juga sudah dilatih dan juga faktor kecepatan, insting dan segala macam. Karena kami sering dengar ada kill or to be killed," ucap Denih Hendrata.

Dia menjelaskan, anggota TNI AL yang terlibat itu merupakan seorang ajudan. Senjata api tersebut merupakan inventaris yang melekat dari seorang ajudan, juga bagian dari standar operasional jika atasannya mengalami ancaman. 

Adanya kesalahan dalam penggunaan senjata api ini, kata Denih, lembaganya akan melakukan evaluasi. "Kami akan evaluasi bagaimana kedepan ini untuk penggunaan senjata api," ujar dia.

Alfitria Nefi Pratiwi berkontribusi dalam pembuatan artikel ini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus