Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Muhammadiyah Usul Sidang Isbat Ditiadakan, MUI: Tetap Penting Dilaksanakan

MUI menyatakan Sidang Isbat bisa memberi kepastian waktu kepada masyarakat yang mengikuti keputusan pemerintah dalam menentukan bulan Hijriah.

10 Maret 2024 | 14.36 WIB

Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuah Cholil Nafis saat ditemui di kantornya setelah menemui sejumlah ormas, Kamis, 4 Mei 2023. Tempo/M. Faiz Zaki
Perbesar
Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuah Cholil Nafis saat ditemui di kantornya setelah menemui sejumlah ormas, Kamis, 4 Mei 2023. Tempo/M. Faiz Zaki

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Majelis Ulama Indonesia atau MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah Cholil Nafis menilai pelaksanaan Sidang Isbat penentuan bulan Hijriah, masih penting dilaksanakan. Menurut dia, Sidang Isbat bisa memberi kepastian waktu kepada masyarakat yang mengikuti keputusan pemerintah, seperti dalam menentukan 1 Ramadan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Karena, kan, ada orang yang tidak ikut NU, tidak ikut Muhammadiyah, tidak ikut organisasi, yang dia menunggu dari pemerintah. Maka menunggu dari pemerintah sidang isbat itu penting," kata Cholil di Jakarta, Minggu. Pernyataan Cholil tersebut menanggapi usulan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti soal peniadaan sidang Isbat karena menurutnya Idul Fitri akan berbarengan.

Menurut Cholil, Sidang Isbat merupakan syiar kepada umat Islam bahwa Ramadhan tiba. Pasalnya, Ramadhan menjadi bulan yang sangat ditunggu-tunggu. Selain itu, Sidang Isbat juga menjadi tempat silaturahim antara ulama, legislatif, pakar astronomi, hingga perwakilan negara-negara sahabat. "Tiga hal itu masih ada, sehingga saya menganggap sidang isbat masih penting," kata dia.

Perihal potensi perbedaan awal Ramadhan antara Pemerintah dan Muhammadiyah, ia mengajak agar perbedaan tersebut tidak mengurangi kekhusyukan ibadah. "Jadikanlah ini sarana untuk belajar ilmu agama lebih dalam. Perbedaan itu adalah rahmat, bukan jadi malapetaka," katanya.

 

Di samping itu, ia mengajak umat untuk perbanyak amal shaleh. Dengan begitu, umat dapat mewujudkan Ramadhan yang berkualitas. "Allah memberi kesempatan kita hidup di bulan Ramadhan ini dan bisa mengejar maghfirah pengampunan dari Allah. Di hari kiamat nanti kalau kita tidak diampuni mungkin dosa kita lebih banyak daripada pahala-pahala kita," kata dia.

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus