Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Padat Dan Lapar Padat & Lapar

Lombok seluas 4899 km2, berpenduduk hampir 2,5 juta jiwa, terancam kelaparan. Sebagai upaya penyelamatan penduduk akan ditransmigrasikan ke Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan.

12 Februari 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SELAIN pulau Jawa dan Bali, pulau Lombok tergolong padat penduduk. Sekitar 70 dari seluruh jumlah penduduk Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang hampir 2« juta jiwa itu berdesakan di pulau Lombok yang berareal 4.899 Km. Terpadat adalah Kabupaten Lombok Timur. Tapi wilayah paling minus yang kerap menyuarakan ancaman bahaya kelaparan adalah Lombok bagian selatan yang terdiri dari 6 kecamatan di bilangan Lombok Tengah dan 3 kecamatan di Lombok Timur. Untuk keluar dari bayangan hantu lapar itu. agaknya mentransmigrasikan penduduk kerap diusulkan sebagai jalan keluar. Usul ini memang tidak populer di kalangan penduduk bersangkutan. "Kami tak akan bisa hidup di daerah lain, sebab kami akan dikutuk nenek moyang kami bila pindah dari sini ' begitu kata mereka. Beruntung bahwa R. Moetantho BA Kepala Kanwil Ditjen Transmigrasi NTB dan stafnya, cukup gigih. Setelah membuka kantor di Mataram, Moetantho dan stafnya menyebar ke daerah-daerah pedalaman untuk meyakinkan penduduk akan perlunya mereka bertransmigrasi. Bersamaan dengan itu hampir di tiap desa ia membentuk pembina-pembina transmigrasi yang setiap waktu mendekati penduduk. Dan hasilnya lumayan juga. Buktinya penduduk pulau Lombok yang sudah didaftar untuk dipindahkan tahun ini berjumlah 772 kk: 610 kk dari Lombok Tengah dan 162 kk dari Lombok Barat. "Yang dari Lombok Tengah itu banyak yang berasal dari desa-desa kritis lombok selatan", ucap Moetantho. Dari jumlah tadi dalam waktu dekat ini sebanyak 500 kk akan diberangkatkan ke Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan. Adapun penduduk Lombok Timur yang tahun ini belum tercatat sebagai calon transmigran disebabkan dalam waktu dekat ini akan dibuka lokasi transmigrasi lokal. Letaknya di desa Blanting, Kecamatan Sambelia dan dikhususkan untuk penduduk desa-desa kritis di Lombok Timur. Hingga Maret '77 Tipisnya keinginan penduduk Lombok Tengah bagian selatan untuk bertransmigrasi diakui Bupati drs. Lalu Srigede. Katanya, "proyek-proyek besar seperti pembuatan waduk Batu Jai perlu banyak dibuat di Lombok Tengah bagian selatan ini". Maksudnya dengan demikian penduduk akan banyak tergusur sehingga mereka dengan sendirinya bersedia ditransmigrasikan. Soal kekurangan pangan di beberapa kawasan NTB akibat musim kemarau baru lalu ada juga disinggung Gubernur R. Wasita Kusuma dalam peringatan HUT ke-18 propinsi itu pertengahan Desember lalu. Menurut Wasita Kusuma kekurangan pangan di NTB masih akan terasa hingga bulan Maret 1977, yaitu menjelang musim panen. Penduduk yang terlibat tak kurang dari 60.000 jiwa, semuanya di pulau Lombok. Gubernur itu menyebut juga beras sebanyak 31 ton dan sejumlah uang yang telah disalurkan bagi penduduk yang membutuhkan. Cuma tak disebutnya apakah semua bantuan tadi mampu mengisi perut seluruh warga Lombok yang benar-benar membutuhkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus