Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Australia mengucurkan dana sebesar 2 juta dolar Australia untuk membiayai layanan deskripsi audio pada tayangan di televisi. Dana setara Rp 21,3 miliar itu agar difabel netra dapat memahami apa yang ditayangkan di televisi selain lewat audio.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Fitur deskripsi audio atau audio description adalah fungsi penarasian gambar yang tayang di televisi. Beberapa hal yang penting untuk disampaikan kepada pemirsa tunanetra adalah ekspresi wajah, tindakan, kostum, dan cuaca. Dengan begitu, difabel netra yang menyimak program televisi dapat memahami informasi yang disampaikan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Peneliti tentang media dan disabilitas di Fakultas Culture and Technology di Curtin University, Perth, Australia, Professor Katie Ellis mengatakan, lebih dari 453 ribu penduduk Australia hidup yang tanpa penglihatan dapat mengakses semua produk visual. Tunanetra aktif menonton televisi, mencoba memahami program olahraga, datang ke pertunjukan teater, berkunjung ke museum dan galeri seni, serta aktivitas lain.
"Tanpa fitur Audio Description, kelompok penyandang disabilitas sensorik netra akan terputus dunianya dari kegiatan seperti itu," tulis Professor Ellis seperti dikutip dari The Conversation, 30 Juni 2020. Penerapan layanan deskripsi audio di dunia pertelevisian Australia ini adalah bukti kerja keras kelompok penyandang disabilitas setelah mengadvokasi selama 30 tahun.
Layanan deskripsi audio ini tersedia secara gratis selama 14 jam per minggu. Fitur tersebut menggunakan program penarasian audio yang sudah ada sebelumnya pada produksi berita internasional maupun berita lokal di Australia. Professor Ellis menjelaskan, fitur Audio Description bukan hal yang baru di dunia tayangan atau pertunjukan visual.
Pada tahun 1929, ketika kali pertama teater sinema dikenalkan di New York, deskripsi audio sudah diluncurkan untuk menarik penonton. Sinema pertama yang menggunakan deskripsi audio adalah Bulldog Drummon.
Sementara di Indonesia, sebuah perusahaan agensi teknologi, Think Web sudah beberapa kali menarasikan adegan tanpa dialog di beberapa film pendek. Think Web meluncurkan program deskripsi audio dalam sebuah platform menonton film untuk tunanetra bernama Youtube for the blind.