Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Komunikasi Kepresidenan Republik Indonesia, Hasan Nasbi, mengatakan pemerintah menargetkan 5.000 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk makan bergizi gratis pada pertengahan tahun 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Nanti pertengahan tahun itu Badan Gizi Nasional (BGN) merencanakan ready 5.000 orang SPPG untuk memimpin 5.000 dapur makan bergizi gratis,” kata Hasan saat dihubungi Senin, 6 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Badan Gizi Nasional, lembaga yang menangani program ini, meluncurkan makan bergizi gratis perdana kemarin di 190 titik SPPG. SPPG ini menjadi dapur umum yang tersebar di 26 provinsi di Indonesia. Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah titik lokasi SPPG terbanyak dengan total 57 titik lokasi SPPG yang dioperasikan. Dapur itu bekerja sama dengan satuan koperasi, yayasan, hingga perusahaan perseroan terbatas.
SPPG bekerja sama dengan seorang ahli gizi dan seorang akuntan untuk memastikan pengawasan ketat terhadap kualitas gizi dan kelancaran distribusi makanan. Selain memastikan kecukupan gizi dalam setiap porsi MBG, SPPG juga bertugas mengawasi standar kebersihan, pengelolaan gizi, dan pengolahan limbah di setiap Dapur MBG dengan ketat.
“SPPG yang sudah selesai itu mungkin sudah ada 1.000-an SPPG yang ready, yang sudah dididik di Universitas Pertahanan itu. Nanti penempatan mereka kan berdasarkan kesiapan dapur-dapur, ada dapur-dapur yang ready, nanti SPPG-nya akan ditaruh di sana,” ujar Hasan.
Menu makan bergizi gratis juga akan berganti sesuai dengan jadwal yang disiapkan oleh SPPG. Menurut Hasan Nasbi, rotasi menu makan bergizi gratis agar sajian tidak monoton.
*(pergantian menu) setiap hari, di dapur yg tadi saya kunjungi hari ini telur. Besok ikan dori, besoknya lagi ayam. Di setiap dapur itu sudah ada jadwal menu sudah ada,” ujar dia.
Hasan menyebut rotasi menu ini fleksibel bergantung ketersediaan bahan baku di SPPG masing-masing. Warga sekitar memasok bahan baku bervariasi, misalnya telur, ayam, atau ikan.
“Jadi menu standarnya memang sudah ditentukan. Tapi nanti kalau misalnya bahan baku yang tersedia, misalnya besok ikan, ya dia ikan lagi. Tapi tidak akan monoton terus-menerus seperti itu,” ujar dia.
Di samping lauk, pada beberapa daerah juga bisa mengganti jenis karbohidratnya. Hasan mengatakan daerah khusus bisa mengganti beras dengan karbohidrat lain. “Sementara ini, sejauh ini dari titik-titik yang ada ini, kan bahan pokoknya masih nasi atau beras,” tutur dia.
Presiden Prabowo Subianto juga akan melakukan inspeksi mendadak atau sidak pelaksanaan makan bergizi gratis. Hasan mengatakan belum ada jadwal atau titik mana yang akan dikunjungi. Namun, kata dia, Prabowo berpesan akan mengunjungi titik makan bergizi gratis secara mendadak.
“Jadi enggak pakai woro-woro biar melihat ini lebih natural kan gitu,” kata Hasan.
Hasan mengatakan belum bisa menyampaikan evaluasi pelaksanaan karena baru digelar hari pertama. Evaluasi akan diserahkan kepada Badan Gizi Nasional.