Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan pemerintah sedang mengajukan dana baru untuk program Citarum Harum di Sungai Citarum. Ia mendengar anggaran dana dari pemerintah daerah sekarang sudah terkuras.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kita buat per project, per periode waktu usulan dari bawah. Tapi saya lihat (dananya) tidak terlalu besar, nanti akan diajukan ke Kementerian Keuangan beberapa ratus miliar buat satu tahun ke depan,” kata Luhut di Bandung pada Kamis, 3 Mei 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari 297 kilometer panjang Sungai Citarum, dari hulu di daerah Cisanti Kabupaten Bandung hingga berujung di Muara Gembong Bekasi, pemerintah membagi penanganan salah satu sungai terkotor di dunia itu menjadi 22 sektor.
Beberapa aksi yang dilakukan yaitu penanaman pohon di daerah hulu sungai untuk mengurangi beban sedimentasi akibat erosi lahan. Pemerintah juga mengajak perguruan tinggi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memulihkan Citarum.
Rencana aksi lain adalah merelokasi warga yang tinggal di daerah bantaran sungai. “Industri harus bikin IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah). Kalau tidak kita tindak, hari ini saya akan ketemu mereka,” kata Luhut.
Luhut mencatat ada 3.236 industri di sepanjang Sungai Citarum. Kondisinya, menurut dia, 90 persen tidak memiliki IPAL. “Sebanyak 280 ton limbah kimia per hari, kadar merkuri, logam berat dibuang ke Citarum,” kata dia.
Dalam kunjungannya ke Bandung, Luhut bertemu dengan pengusaha industri. Agenda utamanya untuk memberitahu soal Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum. “Yang berani membuang limbah akan diipidanakan,” ujarnya.