Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Penembakan Polisi Cirebon karena Balas Dendam JAD

Polisi menduga penembakan yang dilakukan tiga anggota jaringan teroris Jamaah Ansharud Daulah (JAD) terhadap dua polisi di Cirebon, pekan lalu, bermotifkan balas dendam.

1 September 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Para pelaku diduga anggota jaringan teroris Jamaah Ansharud Daulah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA - Polisi menduga penembakan yang dilakukan tiga anggota jaringan teroris Jamaah Ansharud Daulah (JAD) terhadap dua polisi di Cirebon, pekan lalu, bermotifkan balas dendam. Menurut polisi, ketiga pelaku hendak membalas dendam atas penangkapan seorang anggota JAD beberapa waktu lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian mengungkapkan, salah seorang pelaku memiliki mertua yang ditangkap polisi sebulan sebelumnya dengan tuduhan terorisme. "Kepolisian telah memetakan pergerakan pelaku dan keluarganya. Seratus personel sekarang mengejar mereka," kata dia kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ajun Inspektur Satu Dodon Kusdianto dan Ajun Inspektur Satu Widi Harjono ditembak saat sedang berpatroli di jalan tol Kanci-Pejagan, Kabupaten Cirebon, pada Jumat pekan lalu. Mereka merupakan anggota Sub-Direktorat Patroli Jalan Raya Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Jawa Barat.

Penembakan terjadi di ruas jalan tol Kanci-Pejagan di Kilometer 244. Awalnya, dua polisi yang menggunakan mobil patroli itu melihat ada tiga pria sedang duduk di pembatas jalan. Dodon dan Widi menghampiri mereka dengan niat memberi teguran. Dodon keluar dari mobil lebih dulu disusul Widi. Seorang pelaku langsung menembak Dodon tujuh kali di dada dan tangan, disusul Widi. Kedua polisi sempat membalas dengan beberapa kali menembak dua penyerang.

Pelaku kabur menggunakan mobil. Adapun dua polisi itu dibawa ke Rumah Sakit Mitra Plumbon, Cirebon, oleh pengendara yang lewat. Tiga hari setelah operasi, Dodon meninggal, sementara Widi telah pulang ke rumah tiga hari lalu.

Setelah diselidiki, dua pelaku yang luka ternyata kabur ke Slawi, Jawa Tengah. Salah satu di antara mereka mengobati lukanya di Rumah Sakit Slawi. Ia mengaku sebagai polisi yang baru mengejar penjahat. Tim medis memberikan perawatan, tapi penyerang itu kabur tiga jam kemudian.

Kardila, ayah Dodon, setelah memakamkan anaknya Selasa lalu, mengatakan, sebagai pensiunan polisi, ia selalu mengingatkan Dodon untuk menjadikan senjata sebagai "istri pertama" saat bertugas. Saat kejadian, Kardila mendapat informasi bahwa senjata anaknya disimpan di mobil. TAUFIQ SIDDIQ | IVANSYAH

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus