Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, mengatakan ancaman reshuffle kabinet yang dilontarkan Presiden Joko Widodo kepada para menterinya hanya gimmick. Sebab, hingga kini belum ada tindak lanjut dari kemarahan Jokowi di rapat kabinet paripurna yang dibocorkan ke publik beberapa waktu lalu itu.
Menurut Burhanuddin, lama kelamaan publik tidak mempertanyakan kinerja para menteri ketika Jokowi marah lagi. "Kemarahan itu akan kembali ke alamat pengirim, artinya kemarahan makin lama makin kehilangan kredibilitas kalau tidak diikuti langkah konkret," katanya dalam diskusi virtual, Kamis, 20 Agustus 2020.
Salah satu pembantu presiden yang kinerjanya menjadi sorotan publik adalah Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Burhanuddin berujar, jika ditanya ke masyarakat umum atau elite apakah Terawan pantas dicopot atau tidak, maka jawabannya sudah jelas.
"Masalahnya, yang punya hak prerogatif untuk mengganti (reshuffle) adalah presiden. Kalau misalnya presiden masih mempertahankan, tentu pertanyaan wajib kita arahkan kenapa masih mempertahankan Pak Terawan," katanya.
Survei Indikator Politik Indonesia terhadap pemuka opini yang terbaru misalnya, hanya 37,2 persen elite yang percaya Terawan bisa bekerja baik dalam menangani Covid-19. Sementara 37,1 persen tidak percaya, 25 persen biasa saja, dan 0,7 tidak menjawab.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini