Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Pengamat Politik: Kredibilitas Kemarahan Jokowi Hilang bila Tak Ada Reshuffle

Menurut Burhanuddin Muhtadi, lama kelamaan publik tidak mempertanyakan kinerja para menteri ketika Jokowi marah lagi.

20 Agustus 2020 | 16.19 WIB

Presiden Joko Widodo saat membuka rapat koordinasi nasional (Rakornas) Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Istana Negara, Jakarta, Kamis 6 Februari 2020. Jokowi menyampaikan aturan main kepada Pangdam dan Kapolda untuk menjaga wilayahnya supaya tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). TEMPO/Subekti.
Perbesar
Presiden Joko Widodo saat membuka rapat koordinasi nasional (Rakornas) Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Istana Negara, Jakarta, Kamis 6 Februari 2020. Jokowi menyampaikan aturan main kepada Pangdam dan Kapolda untuk menjaga wilayahnya supaya tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). TEMPO/Subekti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, mengatakan ancaman reshuffle kabinet yang dilontarkan Presiden Joko Widodo kepada para menterinya hanya gimmick. Sebab, hingga kini belum ada tindak lanjut dari kemarahan Jokowi di rapat kabinet paripurna yang dibocorkan ke publik beberapa waktu lalu itu.

Menurut Burhanuddin, lama kelamaan publik tidak mempertanyakan kinerja para menteri ketika Jokowi marah lagi. "Kemarahan itu akan kembali ke alamat pengirim, artinya kemarahan makin lama makin kehilangan kredibilitas kalau tidak diikuti langkah konkret," katanya dalam diskusi virtual, Kamis, 20 Agustus 2020.

Salah satu pembantu presiden yang kinerjanya menjadi sorotan publik adalah Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Burhanuddin berujar, jika ditanya ke masyarakat umum atau elite apakah Terawan pantas dicopot atau tidak, maka jawabannya sudah jelas.

"Masalahnya, yang punya hak prerogatif untuk mengganti (reshuffle) adalah presiden. Kalau misalnya presiden masih mempertahankan, tentu pertanyaan wajib kita arahkan kenapa masih mempertahankan Pak Terawan," katanya.

Survei Indikator Politik Indonesia terhadap pemuka opini yang terbaru misalnya, hanya 37,2 persen elite yang percaya Terawan bisa bekerja baik dalam menangani Covid-19. Sementara 37,1 persen tidak percaya, 25 persen biasa saja, dan 0,7 tidak menjawab.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Ahmad Faiz

Ahmad Faiz

Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Bergabung dengan Tempo sejak 2015. Pernah ditempatkan di desk bisnis, politik, internasional, megapolitan, sekarang di hukum dan kriminalitas. Bagian The Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea 2023

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus