Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Difabel

Teknologi Pengampu Penyandang Disabilitas dan Hambatannya di Indonesia

Ada tiga kondisi di Indonesia yang membuat teknologi pengampu belum menjadi arus utama bagi penyandang disabilitas.

26 Februari 2025 | 22.08 WIB

Ilustrasi penyandang disabilitas atau difabel. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi penyandang disabilitas atau difabel. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti aksesibilitas dan inklusi disabilitas dari Universitas Negeri Padang Antoni Tsaputra mengatakan teknologi sebenarnya dapat membuat kehidupan seorang penyandang disabilitas lebih mandiri dan berpartisipasi penuh dalam masyarakat. Sayangnya, menurut dia, teknologi pengampu atau penyokong ini belum menjadi arus utama bagi penyandang disabilitas di Indonesia. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Menurut Antoni, teknologi tersebut kemungkinan belum mempertimbangkan kebutuhan khusus dan tidak melibatkan disabilitas dalam perancangannya. "Teknologi terutama AI menjadi sarana kemandirian difabel, di negara berkembang seperti Indonesia, assistive tools masih jarang. Seharusnya teknologi bukan menjadi sebuah penghambat tapi alat yang biasa digunakan secara adil dan dapat dinikmati oleh semua penyandang disabilitas," kata Antoni dalam webinar teknologi inklusif bagi penyandang disabilitas, Kamis, 20 Februari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Secara garis besar, teknologi inklusif bagi disabilitas banyak digunakan untuk alat pengampu fisik dan sensorik. Beberapa di antaranya adalah teknologi mobilitas yang banyak digunakan oleh penyandang disabilitas fisik, seperti paraplegi, CP dan lain lain. Contohnya adalah kursi roda.

"Akses terhadap ruang publik dan transportasi menjadi sangat penting. Misalnya kursi roda listrik elektric wheelchair sudah didukung oleh AI dan Internet of things," kata Antoni.

Teknologi selanjutnya yang banyak digunakan adalah aplikasi navigasi arah bagi disabilitas netra. Salah satu contohnya adalah aplikasi penunjuk arah yang berbasis Google Maps. Tidak hanya itu, terdapat teknologi pengampu yang dapat mendeskripsikan warna, teks,ruang dan bentuk seperti Seeing AI dan Be My Eyes.

Teknologi komunikasi juga banyak digunakan, khususnya bagi individu dengan disabilitas pendengaran atau wicara. Teknologi komunikasi ini dapat menjadi sarana berkomunikasi bagi mereka, seperti aplikasi speech to text maupun aplikasi bahasa isyarat berbasis AI. "Teknologi ini akan menghasilkan penerjeemahan otomatis dari bahasa isyarat ke tulisan atau sebaliknya," kata Antoni. 

Meski begitu, Antoni menyebut masih terdapat tiga kondisi di Indonesia yang membuat teknologi pengampu belum menjadi arus utama. Menurut Antoni, kondisi tersebut lantaran masih tingginya biaya yang harus dihabiskan oleh penyandang disabilitas agar dapat memiliki alat pengampu (high cost), kurangnya interaksi digital atau paparan penggunaan teknologi pengampu di antara penyandang disabilitas, serta perusahaan dan pengembang teknoologi yang belum menerapkan design universal. "Sehingga belum mempertimbangkan kebutuhan dan hambatan penyandang disabilitas," " kata pria yang mendapatkan gelarr Doctor of Philosophynya dari Griffith University, Australia.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus