Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Pimpinan MPR Soroti Kasus Dugaan Pemerasan WNA Malaysia di DWP oleh Polisi

Wakil Ketua MPR mengatakan perlu pendisiplinan terhadap aparat yang terlibat dugaan pemerasan WNA Malaysia di festival musik DWP.

24 Desember 2024 | 08.19 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat atau MPR, Eddy Soeparno, mengatakan perlu ada penegakan hukum terhadap aparat kepolisian yang diduga terlibat dalam aksi pemerasan terhadap Warga Negara Asing (WNA) Malaysia di sebuah festival musik EDM terbesar di Asia Tenggara Djakarta Warehouse Project (DWP).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Jadi ada kasus kedisiplinan yang perlu memang ditegakkan,” kata Edy kepada wartawan di komplek DPR, Jakarta Selatan, pada Senin, 23 Desember 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politikus Partai Amanat Nasional atau PAN itu menyayangkan tindakan pemerasan yang dilakukan oleh aparat penegak hukum yang semestinya memberikan ketertiban kepada masyarakat. “Ternyata justru mereka melanggar hukum,” ujar dia. 

Eddy mengatakan ia percaya pimpinan kepolisian dapat menindaklanjuti personel yang terlibat dalam pelanggaran itu. Sebab, menurut dia, kejadian itu membawa pengaruh buruk bagi wajah kepolisian yang sedang memperbaiki citra di masyarakat 

“Citra itu sudah baik di masyarakat, meskipun terakhir ini banyak kejadian-kejadian yang dianggap mencoreng juga wajah kepolisian,” kata Eddy. 

Dugaan polisi memeras warga negara Malaysia ini mencuat setelah sejumlah warga negara asing asal Malaysia mengaku menjadi korban penangkapan oleh polisi selama DWP 2024. Sebuah akun media sosial, @squi***, mengatakan melihat banyak pengunjung ditangkap meski tidak ditemukan barang terlarang.

"Ketika saya sedang menikmati acara, tiba-tiba polisi datang dan mulai menangkap orang-orang di sekitar saya,” kata akun itu. Akun tersebut juga menyebut bahwa pengunjung yang hasil tes narkobanya negatif tetap dipaksa membayar sejumlah uang.

Penyelenggara DWP menyampaikan permintaan maaf atas insiden ini. “Keselamatan, kesejahteraan, dan pengalaman Anda adalah - dan akan selalu - menjadi prioritas utama kami,” demikian pernyataan resmi DWP di unggahan Instagram pada Kamis, 19 Desember 2024. Penyelenggara konser, yakni Ismaya Live, juga menyatakan tengah bekerja sama dengan pihak berwenang untuk menyelidiki kasus dugaan pemerasan itu.

Berdasarkan laporan yang beredar, sekitar 400 warga Malaysia mengaku menjadi korban pemerasan dengan total nilai mencapai RM 9 juta atau sekitar Rp32 miliar.

DWP 2024 digelar selama tiga hari, 13-15 Desember 2024, di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat. Festival musik EDM yang telah berlangsung sejak 2008 ini biasanya dihadiri oleh ribuan pengunjung dari dalam dan luar negeri. Tahun ini DWP menampilkan deretan musisi papan atas seperti Steve Aoki, Timmy Trumpet, Armin Van Buuren, hingga Zedd.

Intan Setiawanty berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus