Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

PKS Minta Kader yang Datang Reuni 212 Tak Bawa Atribut Partai

PKS meminta kader yang datang ke reuni 212 tak mengenakan atribut partai.

1 Desember 2019 | 21.54 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Reuni Akbar 212 digelar di Monas pada Ahad, 2 Desember 2018 untuk memperingati Aksi 212 yang dilakukan pada dua tahun sebelumnya. Massa dari sejumlah ormas menggelar reuni akbar 212 di Monas, yang diisi dengan acara salat tahajud, salat subuh berjamaah, serta zikir, salawat, dan mendengarkan ceramah Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab. TEMPO/Subekti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat Partai Keadilan Sejahtera Mustafa Kamal mengatakan mendukung reuni 212 yang digelar Senin, 2 Desember 2019. Mereka meyakini aksi ini merupakan gerakan sosial atas dasar kesadaran keagamaan dan kebangsaan.

"Karena itu selain reuni, PKS mendorong gerakan 212 proaktif memberikan kontribusi dalam menyelesaikan persoalan-persoalan riil umat dan bangsa dalam berbagai bidang," kata Mustafa dalam keterangan tertulisnya, Ahad, 1 Desember 2019.

Atas dasar itu, Mustafa mengatakan PKS mempersilakan para anggota dan simpatisannya, untuk hadir dan mensukseskan Maulid Akbar dan Reuni 212 tersebut. Para kader dan simpatisan, kata Mustafa, diharapkan dapat berbaur dan menyambung silaturahmi dengan para peserta di lapangan.

Meski begitu, Mustafa menegaskan agar para kader dan simpatisan tak memakai atau membawa atribut PKS dalam aksi"Sejalan dengan itu, kami juga minta keluarga besar PKS membawa Bendera Merah Putih dan tidak memakai baju PKS dan atribut-atribut partai lainnya," kata Mustafa.

Mustafa tak menjelaskan lebih lanjut alasan yang membuat PKS melarang penggunaan atribut itu. Meski begitu, ia mengatakan PKS berharap aksi ini dapat menjadi ajang peneguhan kebersamaan keumatan dan kebangsaan, menguatkan rasa saling memiliki NKRI, mengukuhkan kebersamaan dalam menjayakan Indonesia, dan meningkatkan rasa saling percaya antar sesama anak bangsa,

Selain itu, Mustafa juga menyatakan apresiasinya terhadap Pemprov DKI Jakarta, Kepolisian Republik Indonesia, serta pemerintah pusat yang telah memberikan izin pelaksanaan Maulid Akbar dan Reuni 212. Meski begitu, ia meminta agar seluruh peserta aksi tetap berada di jalur yang sesuai Undang-Undang dan tak melanggar hukum.

"Kami juga meminta agar semua pihak waspada jika ada pihak-pihak yang menjadikan acara ini untuk tujuan di luar memperkuat kebersamaan keumatan dan kebangsaan serta melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku," kata dia.

Berawal dari 2016, kegiatan yang dinamakan Aksi 212--dari akronim tanggal dan bulan--mampu menghimpun sejumlah besar umat Islam. Namun sebagian kalangan mengkritiknya bermuatan politik dan digunakan sebagai alat untuk motif tertentu setiap tahunnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Egi Adyatama

Egi Adyatama

Wartawan Tempo

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus