Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sejarah Indonesia yang kaya akan perjuangan melawan penjajahan Belanda memiliki banyak tokoh pahlawan yang patut dihormati. Salah satu di antaranya adalah Pangeran Diponegoro, pemimpin Perang Jawa pada tahun 1825-1830 yang menjadi simbol perlawanan heroik terhadap penjajahan Belanda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Makam Pangeran Diponegoro, yang saat ini berada di Makassar, Sulawesi Selatan, menjadi salah satu tempat bersejarah yang selalu dikunjungi oleh peziarah dan wisatawan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kontroversi mengenai usulan pemindahan makam Pangeran Diponegoro dari Makassar, Sulawesi Selatan, ke kampung halamannya di Yogyakarta oleh bakal calon presiden (bacapres) Prabowo Subianto telah mencuat kembali.
Usulan ini muncul saat Prabowo menghadiri Forum Rapat Kerja Nasional XVI Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) di Makassar pada Kamis, 13 Juli 2023.
Usulan pemindahan makamnya ini tentu saja memicu reaksi beragam dari berbagai pihak.seperti Sri Sultan Hamengku Buwono X , kemudian Anies Baswedan yang baru-baru ini datang berziarah.
Usulan Prabowo: Mengapa Makam Pangeran Diponegoro Harus Dipindahkan?
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto memberikan usulan ini dengan alasan bahwa Pangeran Diponegoro tidak pernah kembali ke kampung halamannya setelah tertawan dan dibuang pada masa penjajahan Belanda.
Dalam pandangannya, pemindahan makam Pangeran Diponegoro ke Yogyakarta akan menjadi cara untuk mengembalikannya ke kampung halamannya sendiri.
"Perlu kita pikirkan, (Pangeran Diponegoro) seorang yang berjuang, tertawan oleh musuh, puluhan tahun dibuang, tidak boleh kembali ke kampung halamannya di saat Indonesia merdeka," kata Prabowo.
Namun, alasan ini langsung mendapat tanggapan dari Raja Keraton Yogyakarta yang juga Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X (HB X). Sultan HB X menegaskan bahwa pemindahan makam Pangeran Diponegoro tidaklah perlu.
"Kalau menurut saya tidak usah," kata Sultan HB X di Yogyakarta, Jumat, 14 Juli 2023. Ia meyakini bahwa masyarakat di Makassar sudah sangat menghargai keberadaan makam Pangeran Diponegoro, dan makam tersebut selalu dirawat dengan baik.
"Di sana, Pangeran Diponegoro dihargai masyarakat. Masyarakat Makassar juga menjaga makam itu dengan baik," tegas Sultan.
Anies Baswedan: Makam Pangeran Diponegoro Harus Tetap di Makassar
Bakal calon presiden Anies Baswedan juga memberikan pandangannya terkait usulan pemindahan makam Pangeran Diponegoro. Dalam sebuah pernyataan, Anies menegaskan bahwa makam Pangeran Diponegoro harus tetap berada di tempatnya saat ini dan tidak dipindahkan.
"Tempatnya di sini, dan ini bagian dari sejarahnya. Memang, Pangeran Diponegoro berujung wafatnya di Makassar. Maka biarkan itu menjadi bagian dari sejarahnya. Memang tepat makamnya di sini," ujar Anies.
Anies Baswedan juga secara pribadi mengunjungi makam Pangeran Diponegoro di Makassar bersama pasangannya, bakal calon wakil presiden Muhaimin Iskandar. Mereka berziarah ke makam tersebut dan memberikan penghormatan kepada pahlawan nasional ini.
Pada kesempatan ini, Anies juga mengungkapkan bahwa saat menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, ia pernah menerima Pusaka Tongkat Cakra Pangeran Diponegoro dari Pemerintah Belanda. Penyerahan pusaka ini dilakukan secara rahasia karena banyak kolektor yang memburu tongkat tersebut untuk disimpan secara pribadi.
Oleh karena itu, ziarah ke makam Pangeran Diponegoro menjadi momen penting bagi Anies untuk melihat benda pusaka Pangeran Diponegoro secara langsung. Sebelumnya, ia hanya melihatnya melalui gambar saja.
M RAFI AZHARI | TIM TEMPO.CO