Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Prabowo Sebut Negara Ini Akan Ada di Atas Jepang, Inggris dan Prancis: Kok Indonesia Gelap?

Prabowo meyakini Indonesia akan menjadi negara yang semakin kuat dan sejahtera pada 2050.

25 Februari 2025 | 23.01 WIB

Presiden Prabowo Subianto memberi sambutan di Kongres VI Partai Demokrat, Jakarta, 25 Februari 2025. Tempo/Imam sukamto
Perbesar
Presiden Prabowo Subianto memberi sambutan di Kongres VI Partai Demokrat, Jakarta, 25 Februari 2025. Tempo/Imam sukamto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menyinggung jargon Indonesia Gelap yang selama sepekan terakhir ini disuarakan oleh ribuan mahasiswa dari berbagai daerah di Tanah Air. Ia menyindir hal itu saat berbicara di penutupan Kongres Partai Demokrat hari ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Prabowo meyakini Indonesia akan menjadi negara yang semakin kuat dan sejahtera pada 2050. Indonesia, kata dia, akan menyalip sejumlah negara maju seperti Jepang dan Inggris pada 2050.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Indonesia akan di atas Jepang, di atas Inggris, di atas Prancis, kok Indonesia Gelap?" kata Prabowo sambil memainkan bibirnya saat memberikan sambutan dalam Kongres VI Demokrat di Ritz Carlton Jakarta Selatan, Selasa, 25 Februari 2025. 

Kepala Negara mengutip prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2050. Menurut Prabowo, Indonesia akan menjadi negara yang memiliki kekuatan ekonomi nomor empat di dunia. Indonesia berada di bawah peringkat Tiongkok yang ada di posisi 1, Amerika Serikat posisi kedua, dan India di nomor tiga. "Indonesia nomor 4 di 2050. 25 tahun akan datang saya umurnya 98," kata dia. 

Mahasiswa dan elemen masyarakat menggelar aksi massa bertajuk Indonesia Gelap di Patung Kuda, Jakarta Pusat pada 17,20, dan 21 Februari lalu. Aksi itu menggaungkan Tagar Indonesia Gelap sebagai bentuk kekecewaan masyarakat terhadap kondisi negara yang semakin memburuk.

Adapun demo tersebut sudah berjalan pada hari Senin, Kamis hingga Jumat pekan ini. Selain di patung kuda, demonstrasi ini juga dilakukan serentak di sejumlah wilayah Indonesia, seperti Bandung, Lampung, Surabaya, Malang, Samarinda, Banjarmasin, Aceh, dan Bali.

Terdapat sejumlah tuntutan untuk pemerintah yang dibawa oleh elemen mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) tersebut. Salah satunya adalah mengadili mantan presiden ketujuh, Joko Widodo atau Jokowi.

Dalam laporan Tempo berjudul Aksi Indonesia Gelap: Konsolidasi Mahasiswa untuk Demonstrasi Akbar 20 Februari 2025, Koordinator Pusat BEM SI Herianto mengungkapkan bahwa aliansi mahasiswa akan mengajukan sejumlah tuntutan kepada pemerintah.

Beberapa tuntutan yang diajukan mencakup pencabutan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025, transparansi status pembangunan, transparansi dan evaluasi program makan bergizi gratis, penolakan revisi Undang-Undang Minerba, penolakan dwifungsi militer, pengesahan RUU Perampasan Aset, serta tuntutan untuk menangkap dan mengadili mantan presiden Jokowi.

“Kami menilai terdapat andil Jokowi dalam kegagalan pemerintahan ini,” ucap Herianto saat dihubungi, Selasa, 18 Februari 2025.

Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menyatakan telah menang saat Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menemui massa aksi di Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis, 20 Februari 2025. Kehadiran Mensesneg itu menghentikan amarah mahasiswa yang sebelumnya sempat mendorong barrier beton saat unjuk rasa berlangsung. “Kita buktikan hari ini, mahasiswa yang ada di Patung Kuda hari ini, menang,” kata salah seorang orator massa aksi melalui pengeras suara.

Adapun kehadiran Mensesneg untuk menemui massa aksi itu atas perintah Presiden Prabowo Subianto. Mahasiswa menolak untuk pergi dari lokasi aksi sebelum pihak Istana Negara menemui mereka.

Prasetyo mengklaim bangga atas demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa karena sudah berani memperjuangkan aspirasinya. “Bagi saya apa yang saudara perjuangkan adalah bagian yang selama ini kami perjuangkan,” kata Prasetyo, di atas mobil komando massa aksi.

Nabiila Azzahra dan Hanin Marwah berkontribusi dalam tulisan ini

Hendrik Yaputra

Hendrik Yaputra

Bergabung dengan Tempo pada 2023. Lulusan Universitas Negeri Jakarta ini banyak meliput isu pendidikan dan konflik agraria.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus