MUSEUM bercat putih itu tampaknya lebih menarik bagi Mega sebagai tempat kerja. Ruang yang tadinya tempat cendera mata dari berbagai negara disimpan ini akan menjadi kantor permanen Presiden Kelima RI. Terletak di antara Istana Merdeka dan Istana Negara, gedung museum memang menjanjikan suasana kerja yang lebih tenang dan sejuk. Bina Graha, yang digunakan empat presiden sebelum Mega, dirasa terlalu bising dan tidak aman lagi.
Sebenarnya bukan ini saja yang bakal berubah di istana. Sebagai penghuni baru, Mega juga akan mempercantik Istana Negara dan Istana Merdeka. Mantan sekretaris wakil presiden, Bambang Kesowo, yang kini menjadi Sekretaris Kabinet Gotong-Royong, mengakuinya. Istana akan diperbaiki sesuai dengan cita rasa Mega.
"Mega itu suka kantor sederhana, berkesan rumahan, bersih, dan tinggi elemen kemanusiaannya. Kurang-lebih seperti ruangan inilah," kata Bambang sambil memperlihatkan salah satu ruang di istana wakil presiden kepada TEMPO. Ruang kerja Bambang itu memang terkesan sederhana dan bersih. Dulu, kata Bambang, lantai ruangan itu ditutup karpet penuh dan tiap pintu dipasangi gorden panjang. Ketika Mega masuk, semua karpet dicabut, begitu pula gorden-gorden.
Suasana seperti itu juga yang akan diciptakan di istana kepresidenan. Sederhana dan bersih. Mega ingin semua karpet diangkat. Gorden-gorden sebaiknya disimpan saja. Kabarnya, karpet yang ada di istana sekarang ini sangat norak warnanya. Mega tidak suka karena membuat tampang istana tidak cantik dan terkesan kampungan. Lukisan bisa jadi baru karena memang selalu ada rotasi dari satu istana ke istana lain. Lukisan mana yang akan dipakai Mega di istana, itu disesuaikan dengan perwajahan gedung.
Mega bahkan memerintahkan seluruh gedung di istana dibersihkan. Inspeksi Mega pekan lalu memperlihatkan kepadanya betapa istana kotor sekali. Beberapa gedung terlihat jorok dan lembap karena cahaya matahari terhalang masuk. Gedung di samping Istana Negara kalau dilihat dari depan kelihatan baik, tapi bagian belakangnya, alamak. "Kita tidak tahu apakah sedang di istana atau kawasan Tanahabang," kata Bambang serius.
Staf Istana Merdeka dan Istana Negara pun diperintahkan membersihkan kompleks istana. Mereka diberi waktu paling lama satu minggu. "Kotornya istana dan cita rasa kebersihan berbeda-beda pada tiap orang," kata Bambang. Dia tak bersedia menjelaskan seperti apa kotornya istana. Tapi, sumber TEMPO menggambarkan, kondisi istana memang jorok sekali. Bau tak sedap meruyak di bebeapa tempat. Beberapa kamar mandi dan toilet terlihat berantakan karena dipasangi besi-besi.
Tapi, perubahan ternyata tidak hanya soal tampang istana. Sejumlah peraturan baru juga disiapkan oleh Bambang. Salah satunya, ruang gerak para peliput berita di istana akan diatur lagi. Soal ini, Bambang mengakuinya, meski dia menjanjikan tidak akan menutup jalur komunikasi ke Mega. "Saya menjamin akses informasi akan tetap jalan, tapi saya juga meminta imbalannya." Tidak sulit, hanya berlaku baik dan tertib.
Apa yang membuat Mega pindah ke museum itu, yang ternyata lebih kecil dibanding Bina Graha? Bambang Kesowo mengakui usulan itu datang darinya. Keinginan memindahkan ruang kerja presiden itu sudah dia usulkan sejak zaman Mensesneg Sudharmono dan Moerdiono. Saran itu karena dari sisi lokasi Bina Graha tak cocok sebagai kantor presiden. Waktu itu pun sudah terasa tidak tenang alias bising.
Usulnya tak terwujud karena Nyonya Tien Soeharto kala itu sedang senang-senangnya membangun dan memelihara museum itu. "Waktu saya ceritakan ke Ibu Mega, dia memeriksa dan langsung setuju," kata Bambang. Namun, ruang kerja baru ini baru bisa dipakai Mega Januari tahun depan.
Berapa biaya yang akan dihabiskan untuk semua ini? Bambang mengakui biayanya memang mahal. Berapa besaran rupiahnya yang pasti, dia tak bersedia menyebutkan. Untuk menghindari bisik-bisik tak sedap, Bambang akan menender proyek ini melalui Badan Pekerjaan Umum.
Senang-tidak senang, istana adalah simbol kenegaraan. Citra istana kepresidenan yang baik dan bersih bisa terefleksi dari sini. Pepatah mengatakan, rumah yang bersih mencerminkan pemiliknya. Begitulah. Mudah-mudahan Mega tak hanya memimpikan istana yang bersih, tapi juga pemerintahan yang bersih.
Leanika Tanjung, Adi Prasetya
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini