Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO. Jakarta - Fenomena gerhana bulan total atau super blue blood moon yang akan terjadi malam ini turut menarik perhatian Presiden Joko Widodo. Jokowi pun berencana menyaksikan fenomena alam yang terakhir terjadi pada 150 tahun lalu tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Jokowi tidak berkomentar banyak ihwal rencana menyaksikan gerhana ini. "Yang jelas nonton di langit-lah, enggak mungkin di tanah. Di langit nanti, nonton di langit," kata Presiden Jokowi sambil tertawa, di Istana Negara, Jakarta, pada Rabu, 31 Januari 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Tidak ada pernyataan ihwal apakah Jokowi akan menunaikan salat sunah gerhana atau tidak. Saat ditanyakan kepada Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi, belum ada kepastian. "Aku belum tanya soal salat gerhana," ujarnya lewat pesan pendek.
Gerhana bulan kali ini sangat langka karena terjadi pada saat supermoon atau saat bulan purnama berada di titik orbitnya yang terdekat ke bumi, sehingga bulan tampak 30 persen lebih terang dan 14 persen lebih besar.
Dalam konferensi pers di kantor Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Senin, 29 Januari 2018, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan, gerhana bulan total terjadi saat bumi berada dalam satu garis di antara bulan dan matahari. Akibatnya, cahaya matahari terhalangi bumi dan tidak sampai ke bulan. Di waktu yang sama, bumi berada pada jarak terdekat dengan bulan.
Dwikorita mengatakan gerhana bulan akan memasuki tujuh fase, yakni gerhana mulai, gerhana sebagian mulai, gerhana total mulai, puncak gerhana, gerhana total berakhir, gerhana sebagian berakhir, dan gerhana berakhir. Puncak gerhana terjadi pada pukul 20.29.
FADIYAH