Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

politik

Satu Terbit Tiga Perkara

Bupati Langkat nonaktif, Terbit Rencana Perangin-Angin, tersandung kasus suap proyek infrastruktur. Ia juga menyimpan satwa langka dan dilindungi di rumahnya.

29 Januari 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
material-symbols:fullscreenPerbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Bupati Langkat diduga terlibat tiga perkara: menerima suap, melakukan perbudakan, dan memiliki satwa langka.

  • KPK menyebutkan Bupati Langkat menarik fee 15-16,5 persen dari nilai proyek infrastruktur.

  • Terbit Rencana Perangin-Angin berjasa membawa Golkar menang di Kabupaten Langkat.

TIGA skandal Bupati Langkat nonaktif, Terbit Rencana Perangin-Angin, terbongkar hanya dalam waktu sepekan. Ia ditetapkan menjadi tersangka suap, diduga mengeksploitasi dan memperbudak pekerja kebun sawit, serta menyimpan satwa langka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Komisi Pemberantasan Korupsi menggulung Terbit pada Selasa, 18 Januari lalu. Terbit disangka menerima suap proyek infrastruktur di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. “Sudah ada komunikasi dan kesepakatan sebelumnya,” kata Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron di Jakarta pada Kamis, 20 Januari lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Ghufron, kasus suap itu terendus dari transaksi yang dilakukan seorang kontraktor bernama Muara Perangin-Angin. Penyidik komisi antirasuah membuntuti Muara yang menarik duit di bank di Kabupaten Langkat. Ia lalu bertemu dengan tiga orang kepercayaan Terbit di sebuah kedai kopi. Di sana, KPK menggulung keempat orang itu.

Penyidik mencari Terbit ke rumahnya. Tapi tim tak menemukan Terbit dan kakaknya, Iskandar Perangin-Angin, yang menjabat Kepala Desa Balai Kasih, Langkat. Terbit dan Iskandar ditengarai sudah mendengar operasi penangkapan KPK. “Mereka diduga sengaja menghindar dari kejaran tim,” ujar Ghufron.

Terbit dan Iskandar diduga berkomplot mengatur proyek infrastruktur di Langkat. Terbit disinyalir memerintahkan anak buahnya berkoordinasi dengan Iskandar untuk memilih pemenang proyek di Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Pendidikan.

Kakak-adik itu ditengarai mematok jatah 15 persen dari nilai proyek ke kontraktor jika ingin dimenangkan saat tender. Nilainya naik menjadi 16,5 persen jika proyek memakai sistem penunjukan langsung.

Dua bersaudara itu akhirnya menyerahkan diri ke kantor Kepolisian Resor Binjai. Memeriksa keduanya, penyidik KPK menyita uang sebesar Rp 786 juta. “Uang itu sebagian kecil dari yang diterima TRP (Terbit),” tutur Ghufron.

Komisi antikorupsi menggeledah rumah dan kantor Terbit pada Selasa, 25 Januari lalu. Selain mendapatkan duit dan dokumen, tim menemukan koleksi satwa langka dan dilindungi di rumah Terbit. Politikus Partai Golkar itu di antaranya memelihara orang utan Sumatera (Pongo abelii) dan monyet hitam Sulawesi (Macaca nigra).

Pelaksana tugas Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara, Irzal Azhar, mengungkapkan orang utan di rumah Terbit berumur 15 tahun dan dikerangkeng. Petugas Balai Konservasi telah mengevakuasi satwa itu ke pusat rehabilitasi. “Kami menangani hewan-hewan itu sesuai dengan prosedur,” ujarnya.

Pengacara Terbit, Muhendra Roza, tak menanggapi konfirmasi mengenai serentetan kasus yang menjerat Terbit. Ia mengaku tak menerima mandat untuk berbicara mengenai masalah selain penangkapan oleh KPK.

Di Langkat, Terbit dikenal sebagai politikus yang meniti karier dari bawah. Ahmad Doli Kurnia, anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Daerah Pemilihan Sumatera Utara III yang meliputi Kabupaten Langkat, mengatakan Terbit memiliki jaringan luas di organisasi kemasyarakatan. “Dia dikenal di akar rumput,” kata Ketua Komisi Pemerintahan Dalam Negeri DPR ini.

Pada 2014, Terbit terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Langkat. Ia bahkan duduk di kursi ketua. Empat tahun kemudian, Terbit maju sebagai calon Bupati Langkat bersama anggota DPRD Sumatera Utara, Syah Afandin. Mendulang lebih dari 52 persen suara, pasangan itu mengalahkan inkumben mantan wakil wali kota Sulistianto.

Menurut Doli, Terbit yang juga Ketua Partai Golkar Kabupaten Langkat punya jasa besar bagi partai beringin. Pada Pemilihan Umum 2019, Golkar unggul di kabupaten itu. “Perannya cukup besar untuk memenangkan Golkar.” Doli memastikan partainya akan membantu Terbit Rencana Perangin-Angin jika dia membutuhkan pendampingan hukum.

ROSSENO AJI, ADINDA ZAHRA (LANGKAT), SAHAT SIMATUPANG (MEDAN)
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus