Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
BERKALI-kali Ramidi menguap. Kantuk, letih, dan bosan menyergap anggota panitia pemungutan suara di Kampung Sumur, Klender, Jakarta Timur itu, Senin malam pekan silam. Sejak pukul 1 siang hingga sepuluh jam kemudian, lembaran surat suara seukuran kertas koran harus ditiliknya satu per satu, tentunya bersama anggota panitia lainnya. Tapi tak kunjung rampung juga. "Huuh!" ia mengeluh.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo