Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyoroti berbagai manuver elite politik menjelang penyelenggaraan pemilihan kepala daerah atau Pilkada 2018 pada Juni mendatang. Termasuk soal menteri yang mencalonkan diri menjadi gubernur. Hasto menyebut manuver tersebut sebagai anomali atau keanehan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Pilkada 2018 ini aneh, ada yang sudah jadi menteri kok pengin jadi gubernur," kata Hasto lewat keterangan tertulis pada Selasa, 2 Januari 2018.
Baca: Pilkada 2018, PDIP: Yang Menyebar Kebencian Jangan Dipilih
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ada pula yang semula ingin menjadi gubernur, lanjut Hasto, mendadak berubah menjadi wakil gubernur. "Pendeknya, pragmatisme kekuasaan begitu kentara saat ini," kata dia.
Menjelang batas akhir pendaftaran calon pada 8 Januari mendatang, partai politik gencar melakukan manuver politik. Nama-nama baru pun muncul dalam kontestasi politik di Pilkada 2018.
Terutama di daerah seperti Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah yang saat ini santer disorot media karena tarik-ulur dukungan partai politik terhadap pasangan calon. Sejumlah partai memunculkan tokoh-tokoh yang dianggap lebih potensial, mulai dari menteri yang masih menjabat, mantan menteri, mantan pembalap, jenderal purnawirawan TNI, hingga penyanyi.
Baca: Dua Provinsi Ini Rawan Penggunaan Isu SARA dalam PIlkada 2018
Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago mengatakan partai politik harus cermat menimbang keputusan-keputusan politik di ketiga daerah tersebut. "Ketiga daerah itu akan sangat menentukan kemenangan calon presiden di Pilpres 2019,” kata Pangi, Ahad, 24 Desember 2017.
Menurut dia, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur adalah lumbung-lumbung suara bagi calon presiden. "Mengusung tokoh baru baru sah saja, tapi kalkulasi politik juga harus cermat." kata dia. "Kalau asal berbeda saja, itu bunuh diri namanya,"