Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Sekjen PDIP: Pilkada 2018 Aneh, Menteri Kok Pengin Jadi Gubernur

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyoroti berbagai manuver elite politik menjelang penyelenggaraan Pilkada 2018.

2 Januari 2018 | 19.15 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyoroti berbagai manuver elite politik menjelang penyelenggaraan pemilihan kepala daerah atau Pilkada 2018 pada Juni mendatang. Termasuk soal menteri yang mencalonkan diri menjadi gubernur. Hasto menyebut manuver tersebut sebagai anomali atau keanehan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Pilkada 2018 ini aneh, ada yang sudah jadi menteri kok pengin jadi gubernur," kata Hasto lewat keterangan tertulis pada Selasa, 2 Januari 2018.

Baca: Pilkada 2018, PDIP: Yang Menyebar Kebencian Jangan Dipilih

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ada pula yang semula ingin menjadi gubernur, lanjut Hasto, mendadak berubah menjadi wakil gubernur. "Pendeknya, pragmatisme kekuasaan begitu kentara saat ini," kata dia.

Menjelang batas akhir pendaftaran calon pada 8 Januari mendatang, partai politik gencar melakukan manuver politik. Nama-nama baru pun muncul dalam kontestasi politik di Pilkada 2018.

Terutama di daerah seperti Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah yang saat ini santer disorot media karena tarik-ulur dukungan partai politik terhadap pasangan calon. Sejumlah partai memunculkan tokoh-tokoh yang dianggap lebih potensial, mulai dari menteri yang masih menjabat, mantan menteri, mantan pembalap, jenderal purnawirawan TNI, hingga penyanyi.

Baca: Dua Provinsi Ini Rawan Penggunaan Isu SARA dalam PIlkada 2018

Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago mengatakan partai politik harus cermat menimbang keputusan-keputusan politik di ketiga daerah tersebut. "Ketiga daerah itu akan sangat menentukan kemenangan calon presiden di Pilpres 2019,” kata Pangi, Ahad, 24 Desember 2017.

Menurut dia, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur adalah lumbung-lumbung suara bagi calon presiden. "Mengusung tokoh baru baru sah saja, tapi kalkulasi politik juga harus cermat." kata dia. "Kalau asal berbeda saja, itu bunuh diri namanya,"

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus