Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Servis Baru Patroli Polisi

Polresta Malang memberikan pelayanan membuat SIM atau surat-surat lainnya sampai ke rumah.Diantarkan sambil patroli. Di Yogya, polisi datang ke rumah untuk mendata kependudukan dan pemilikan kendaraan.(nas)

22 Maret 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ALI Santoso gemetaran ketika enam anggota Sabhara mendatangi rumahnya. Ia tergagap-gagap menerima tetamu yang berseragam dan berpistol itu. "Saya sedang tidur, ketika istri saya membangunkan: ada polisi mencari saya," kata Ali Santoso pada TEMPO. "Apa salah saya kok polisi mencari saya?" Tapi, ia tak perlu risau berlama-lama. Sebab, dengan santun, Serda Bambang Sukaryono menyapanya. Ia menjelaskan maksud kedatangan anggota regu Sabhara itu. "Kalau benar Bapak adalah Ali Santoso, inilah SIM C milik Bapak," kata Serda Bambang. "Harap simpan baik-baik, jangan sampai hilang." Setelah itu, Koptu Gamal Hasan menyodorkan buku ekspedisi, sebagai tanda terima, untuk ditandatangani oleh Ali Santoso. Begitulah, sambil patroli, anggota Sabhara Polresta Malang mulai akhir Februari lalu mendapat tugas tambahan mengunjungi sejumlah penduduk dari rumah ke rumah. Tanpa kenal hujan atau panas, mereka mengantar SIM, Surat Bebas G.30.S, atau Surat Keterangan Berkelakuan Baik, melayani permintaan penduduk. Hasilnya: Sampai pekan lalu, 500 berkas terdiri dari SIM, Surat Kelakuan Baik, Bebas G-30-S, telah diserahkan. Kecuali itu, mengurus SIM, yang biasanya baru rampung dua bulan, kini lebih cepat. "Hanya dua minggu SIM itu saya terima, di rumah lagi," komentar Ali Santoso. Sistem pelayanan gaya Polresta Malang sebenarnya masih merupakan inisiatif sendiri. Letkol Drs. Ferry S.T. Mailensun, Kapolresta Malang, menemukan gagasan itu karena dua hal. Pertama, beban administrasi yang makin meningkat. Saban hari, tak kurang 50 berkas mesti ditangani. Kebanyakan, berupa permohonan SIM, STNK, BPKB, serta surat keterangan kelakuan baik dan bebas G-30-S. Meski surat-surat itu sudah selesai, toh si pemohon tak segera mengambilnya. Alasan kedua, ia menilai beban yang dipikul 66 anggota Sabhara di wilayahnya, yang tugasnya antara lain keliling kota, belumlah optimum. "Selama ini, mereka hanya patroli dari atas kendaraan saja," katanya. Maka, lahirlah ide itu: Mendayagunakan petugas patroli itu, mengantarkan surat-surat yang sudah selesai ke rumah-rumah. Mendatangi rumah-rumah penduduk juga dilakukan polisi Yogya, sejak awal Maret. Bekerja sama dengan berbagai aparat, selama tiga bulan ini, mereka bertandang ke rumah-rumah di tiga kecamatan: Jetis, Gedongtengen, dan Mergangsan. Sasaran utama kegiatan ini ialah mendata administrasi kependudukan, serta pemilikan kendaraan. Kapolwil Yogya, Kol. Drs. Soenarjo, menilai, masalah administrasi kependudukan dan kendaraan di Kota Pelajar ini tergolong rawan. "Banyak pendatang, terutama generasi muda, tapi mereka tak memiliki KTP Yogya," katanya. Kecuali itu, Juga tidak ada data yang akurat mengenai jumlah kendaraan. Banyak sekali kendaraan yang dibawa pendatang itu, dan masih bernomor polisi tempat asal. Karena itu, polisi bertandang ke rumah-rumah, "Bukan sebagai tindakan represif," katanya, "tapi mendorong penduduk agar menaati ketentuan yang berlaku." Kualitas pelayanan memang berkaitan langsung dengan citra polisi. Permintaan masyarakat meningkat, tapi banyak orang belum puas akan pelayanan polisi. Angket TEMPO yang diedarkan pada 520 responden Juni 1984 mencerminkan hal ini. Hanya 8,5% responden, misalnya, menilai penampilan polisi umumnya sopan. Ada 51,5% berpendapat pelayanannya kurang cepat. Dan sekitar separuh responden menyebut polisi kurang siaga. Hanya 18% yang mengaku bahwa jika berurusan dengan polisi, mereka tak memerlukan apa pun untuk membuat urusan menjadi lancar. Citra miring itulah barangkali yang hendak dihapus oleh polisi sendiri, misalnya di Kota Malang itu. Pelayanan yang cepat, bahkan diantar ke rumah itu, tentu mengurangi kesempatan calo "bermain". Kecuali itu, bisa juga mencegah SIM yang dibuat dengan alamat palsu. SH Laporan M. Baharun (Biro Surabaya) dan Syahril Chili (Yogya)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus