SERIBU pemuda pilihan berkumpul di Wisma Haji, Pondok Gede, Jakarta Timur, pekan ini. Mereka datang dari pelbagai penjuru tanah air untuk menghadiri Kongres Pemuda Indonesia yang diselenggarakan KNPI. "Banyak biaya yang bisa diirit dengan berkongres di situ," ujar Abdullah Puteh, Ketua Umum KNPI. Rabu pagi, kongres dibuka oleh Wapres Umar Wirahadikusumah. Usai acara pembukaan, rombongan pemuda segera kembali ke kompleks karantina jemaah haji itu, untuk memulai pembicaraan. Debat sengit dan kasak-kusuk agaknya tak terhindarkan. Forum ini akan menentukan posisi organisasi massa pemuda dalam tubuh KNPI. Selama empat kongres terdahulu, posisi wakil ormas hanya sebagai peninjau, tak memiliki hak suara. Mereka, wakil-wakil ormas pemuda itu, hanya tertampung dalam Dewan Pertimbangan Pemuda (DP2), yang hanya punya wewenang sebagai penyumbang saran. Tapi peta berubah. UU Keormasan tahun 1985 mengamanatkan agar semua ormas pemuda berhimpun dalam tubuh KNPI. Mau tak mau KNPI harus membuka pintu. Kongres ini ibarat orang berebut pintu. KNPI tentu mencoba mempertahankan kelembagaannya seutuh mungkin. Ormas pemuda bersikap sebaliknya. Mereka berupaya mendapatkan konsesi besar dalam tubuh sang induk. Soal keanggotaan, misalnya. "Kami minta agar anggota KNPI adalah Ormas Pemuda, tak perlu keanggotaan secara perseorangan," kata Saleh Khalid, Ketua Umum HMI. Abdullah Puteh, 39 tahun, punya pendapat lain. "Anggota KNPI adalah seluruh pemuda Indonesia, anggota ormas atau bukan," ujarnya. Maka, agaknya gagasan untuk menjadikan KNPI sebagai federasi ormas bakal mendapatkan tantangan keras. Bahwa ormas pemuda secara definitif akan diakui sebagai anggota KNPI tampaknya sudah hampir pasti. Tak semua ormas pemuda, memang. "Ada dua puluh ormas yang akan ikut sebagai peserta kongres," kata Posdam Hutasoit, Ketua Komite Pengarah Kongres. Empat belas ormas yang mencetuskan deklarasi pemuda tahun 1973 langsung lolos menjadi anggota. Beberapa ormas besar yang masuk kelompok empat belas itu, antara lain HMI, PMKRI, PMII, Pemuda Katolik, dan Pemuda Muhammadiyah. Enam ormas lain yang tak ikut berdeklarasi telah dinyatakan pula lulus screening. Mereka, antara lain FKPPI. " Clearance ini hasil konsultasi Menpora dengan Depdagri," tutur Posdam. Hadirnya ormas sebagai peserta kongres adalah hal yang pertama terjadi sejak KNPI berdiri empat belas tahun silam. Untuk menegakkan kelembagaan baru itu, "Perlu sedikit perubahan pada tata tertib kongres," kata Abdullah Puteh. Maka, sidang Rabu pekan ini perubahan soal tata tertib kongres menjadi acara pertama. Beberapa butir ketentuan dalam anggaran rumah tangga yang mengatur peserta kongres akan dirombak oleh peserta yang "murni" KNPI. "Saya yakin, akan berjalan lancar," ujar Puteh. Terhimpunnya ormas-ormas itu ke dalam tubuh KNPI memang telah dipersiapkan jauh hari. Pertengahan Agustus lalu, dalam forum Musyawarah Pimpinan Paripurna (MPP) KNPI, yang dihadiri oleh pimpinan 24 ormas, telah diambil kesepakatan: 24 ormas itu akan berhimpun dalam KNPI. Komitmen itu tertuang dalam sebuah lembaran yang dinamakan Kesepakatan Pemuda Indonesia (KPI), ditandatangani 24 pimpinan ormas pemuda, ditambah Abdullah Puteh, selaku Ketua Umum KNPI. Ormas pemuda waktu itu minta beberapa syarat. Antara lain, keanggotaan perseorangan dihapus, lalu ormas minta kursi formal dalam struktur organisasi KNPI. "Tapi hasil Permufakatan Pemuda itu tak ada gaungnya," ujar Suryo Susilo, Ketua Pemuda Katolik. Syarat yang diminta ormas tak ditanggapi benar. "Syarat-syarat lainnya akan kami perjuangkan dalam forum kongres," ujar sumber TEMPO di PB HMI. Memang ada empat ormas penanda tangan KNPI yang gagal dalam clearance. Hipmi salah satunya. Himpunan pengusaha muda itu oleh pemerintah tak disetujui berhimpun dalam KNPI. Sebagai kelompok pengusaha, menurut Posdam, Hipmi adalah organisasi profesi. "Mereka bisa bergabung dalam Kadin," tuturnya. Dalam kongres ini, Hipmi diundang selaku peninjau. Kongres itu juga hendak memilih ketua baru menggantikan Abdullah Puteh. Kriteria calon belum dirumuskan secara jelas. Yang terang, para kandidat diminta membuat makalah untuk dipresentasikan. Kelompok ormas tampaknya telah mengambil ancang-ancang memperebutkan posisi strategis itu. Saleh Khalid, Ketua HMI, disebut-sebut sebagai andalan ormas "fraksi" Cipayung, gabungan HMI, PMKRI, GMNI, PMII, dan GMKI. Khalid sudah mempersiapkan sebuah makalah untuk kampanye. Kader ormas kali ini memang dimungkinkan tampil sebagai kandidat. Ketentuan bahwa seorang calon ketua harus punya pengalaman sebagai pejabat di DPP KNPI telah dihapus. "Pemilihan kali ini benar-benar demokratis, tak ada calon yang didrop dari atas," kata Abdullah Puteh. Seorang calon bisa tampil sebagai kandidat asal mendapat dukungan minimal dari 5 delegasi. Satu ormas, satu DPD Dati I KNPI, DPP KNPI, menurut aturan permainan yang dipersiapkan, dianggap sebagai satu delegasi. Ketentuan tentang batas usia calon pimpinan masih 40 tahun. Menpora Abdul Gafur, selaku Dewan Pembina, mengusulkan batas 35 tahun. "Soal umur kita serahkan saja pada kongres," kata Puteh. Rekomendasi soal umur kandidat, dari Dewan Pembina, memang tak dianggap mengikat. Menjelang kongres ini, beberapa nama muncul dalam nominasi. Tampaknya, terjadi pengelompokan pada tiga kubu. Ada kubu Cipayung, yang mencalonkan Saleh Khalid, 29 tahun. Kubu ini kabarnya mendapatkan dukungan dari Menpora. Lalu ada kelompok KNPI, yang mencalonkan Daryatmo, salah seorang tokoh berpengaruh di DPP KNPI. Kelompok KNPI "lama" ini kabarnya punya lobi kuat ke DPP Golkar. Selain akan mendapat dukungan dari DPD KNPI, kelompok Daryatmo ini berharap mendapatkan sumbangan suara dari anak asuh Golkar, seperti Pemuda Kosgoro atau MKGR. Kubu ketiga adalah FKPPI, yang tentu telah menjalin lobi ke ABRI. Putra-putri purnawirawan ini menjagokan Didit Daryadi, Harris Alimurfi Ali Murtopo, dan Suryo Susilo, yang kebetulan menjabat Ketua Pemuda Katolik. Mereka akan mencoba mempengaruhi beberapa ormas yang hingga saat ini masih mengambang. Putut Tri Husodo, Yopie Hidayat, Priyono B. Sumbogo (Jakarta)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini