Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional atau BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan akan berkomunikasi dengan Gubernur Bali I Wayan Koster mengenai program Keluarga Berencana dengan empat anak bagi masyarakat Bali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya akan segera komunikasikan dengan Bapak Gubernur. Saya akan diskusi dulu, mendengar dulu," kata Hasto kepada Tempo, Rabu, 3 Juli 2019.
Gubernur Bali I Wayan Koster sebelumnya mengampanyekan program Keluarga Berencana (KB) dengan empat anak bagi masyarakat Bali. Menurut tradisi Bali, anak pertama hingga keempat berturut-turut diberi nama Wayan, Made, Nyoman, dan Ketut. Namun, menurut Gubernur, sekarang semakin sedikit warga Bali yang bernama Nyoman dan Ketut karena anjuran memiliki dua anak sesuai program KB.
Hasto mengaku belum menjadwalkan pertemuan dengan Koster. Pasalnya, BKKBN kini tengah fokus pada acara peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XXVI di Kalimantan Selatan. Karena itu, ia pun belum mau menyampaikan lebih jauh tanggapannya atas rencana Koster.
Namun, Hasto menilai bahwa semua daerah membutuhkan program KB dan menjadi akseptor KB atau anggota masyarakat yang mengikuti gerakan KB dengan menggunakan alat kontrasepsi. Ia juga menjelaskan bahwa kependudukan merupakan sebuah struktur dalam pembangunan nasional yang harus dijaga proporsinya dari segi rentang usia.
BKKBN saat ini sedang mengupayakan penurunan angka kelahiran pada wanita subur atau fertility rate. Tujuannya ialah untuk menjaga bonus demografi yang akan mencapai puncaknya pada 2030. Bonus demografi adalah besarnya penduduk usia produktif antara 15-64 tahun.