Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Soal Si Kaya Nikahi Si Miskin, BKKBN: Perlu Kajian Ulama

BKKBN mengatakan ide yang dilontarkan Menko PMK Muhadjir Effendy soal si kaya menikahi si miskin setengah bercanda.

22 Februari 2020 | 06.02 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri PMK Muhadjir Effendy memberikan kata sambutan pada Malam Syukuran dan Apresiasi Tim Kemanusiaan Pelepasan WNI dari Wuhan dengan Masyarakat Natuna di Gedung Sri Serindid, Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Sabtu, 15 Februari 2020. ANTARA/Muhammad Adimaja.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional atau BKKBN, Hasto Wardoyo, menilai wacana fatwa orang kaya menikahi orang miskin merupakan ranah para ulama.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Itu ranahnya sangat agama. Nasihat mencari yang setara itu harus dikaji para ahli, menurut saya kiai, ulama besar,” kata Hasto saat ditemui Tempo di kantornya, Jakarta, Jumat, 21 Februari 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hasto mengatakan, ide Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy itu perlu didiskusikan terlebih dulu oleh para ulama sebelum menjadi keputusan. Meski begitu, ia menilai ide Muhadjir tersebut setengah bercanda. “Saya ikut mendengarkan di situ. Sebetulnya konteksnya setengah joke ya,” katanya.

Muhadjir sebelumnya mengusulkan kepada Menteri Agama Fachrul Razi agar menerbitkan fatwa tentang pernikahan antartingkat ekonomi. Menurut dia hal ini bisa mencegah peningkatan angka kemiskinan.

Menurut Muhadjir, ada ajaran agama yang kadang-kadang disalahtafsirkan. Di antaranya mencari jodoh yang setara. “Apa yang terjadi? Orang miskin cari juga sesama miskin, akibatnya ya jadilah rumah tangga miskin baru, inilah problem di Indonesia.”

Sehingga ia menyarankan Menteri Agama membuat fatwa. “Yang miskin wajib cari yang kaya, yang kaya cari yang miskin," tutur Muhadjir Effendy dalam sambutannya di Rapat Kerja Kesehatan Nasional di Jiexpo, Kemayoran, Jakarta, Rabu 19 Februari 2020.

 

Friski Riana

Friski Riana

Lulus dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana pada 2013. Bergabung dengan Tempo pada 2015 di desk hukum. Kini menulis untuk desk jeda yang mencakup isu gaya hidup, hobi, dan tren. Pernah terlibat dalam proyek liputan Round Earth Media dari International Women’s Media Foundation dan menulis tentang tantangan berkarier para difabel.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus