Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
ANGKATAN Bersenjata telah memberikan komitmen penting bagi keLA hidupan sosial politik menjelang Pemilihan Umum 1992 dan Sidang Umum MPR 1993. "ABRI menjamin kesinambungan kepemimpinan nasional Orde Baru," kata Pangab Jenderal Try Sutrisno. Karena itu, kata Jenderal Try ketika mengumumkan hasil Rapim ABRI di Istana Negara Kamis pekan lalu, ABRI bersama kekuatan sosial politik lainnya akan meningkatkan peranannya dalam mengembangkan sistem politik Demokrasi Pancasila. Dalam laporannya kepada Presiden Soeharto seusai menutup Rapim yang dihadiri 140 pimpinan dan staf ABRI itu, Jenderal Try mengatakan bahwa ABRI menegaskan kembali tekadnya untuk melanjutkan tradisi pengabdiannya kepada bangsa dan negara lewat dwifungsinya. Berdasarkan penilaian terhadap perkembangan lingkungan strategis dalam negeri dan luar negeri, dalam Rencana Strategi (Renstra) IV, tugas dan penampilan ABRI akan lebih dititikberatkan pada pemeliharaan keamanan dalam negeri dan penyelenggaraan fungsi sosial politik ABRI tanpa mengurangi kewaspadaan dan ketahanan naslonal. Pengembangan kemampuan ABRI, katanya, dilaksanakan bukan dalam bentuk pemekaran kekuatan, tetapi dengan peningkatan mutu kemampuan dengan unsur manusia sebagai titik sentralnya. Tentu saja, lewat upaya-upaya pendalaman dan penghayatan nilai-nilai kejuangan dan pengamalannya serta peningkatan profesionalisme, strategi, taktik dan manajemen, baik sebagai kekuatan pertahanan keamanan maupun sebagai kekuatan sosial politik. Tekad ABRI menyiapsiagakan jajarannya untuk mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dengan mempertahankan kelangsungan semangat dan tekad Orde Baru, mengamankan dan menyukseskan Pemilu 1992, dan Sidang Umum MPR 1993 disambut hangat Presiden Soeharto. "Sikap ABRI itu sungguh melegakan," kata Pak Harto. Gagasan dan konsepsi ABRI, katanya, tak pernah kering dan selalu tampil secara khas dalam mendorong pertumbuhan dan kekukuhan sendi-sendi kehidupan nasional. ABRI diharuskan mampu mengenal potensi rakyat yang mesti didukung dan dikembangkan, kerawanan yang perlu ditangkal, dicegah, dan ditanggulangi. ABRI juga harus mendampingi bahkan merintis dinamika masyarakat yang dibutuhkan untuk tinggal landas. Untuk itu, ABRI sendiri perlu mengembangkan kemampuan profesionalnya baik di bidang hankam maupun sospol. Dalam penampilannya, kata Kepala Negara, ABRI harus tampil berinisiatif tapi bersahaja, berkeyakinan baja tapi jauh dari takabur. "Dengan keyakinan, keteguhan, dan semangat tidak kenal menyerah sebagai prajurit pejuang, insya Allah, tak akan ada tantangan tanpa jawaban, dan tak akan ada jalan buntu yang menyesatkan," kata Presiden. Presiden juga menegaskan kembali, bahwa dwifungsi ABRI justru telah ikut mendorong pertumbuhan Demokrasi Pancasila. Peranannya sebagai prajurit pejuang dan pejuang prajurit, katanya, telah menghayati jajaran ABRI dari satu generasi ke generasi berikutnya. Hasil Rapim yang pertama kali diselenggarakan di Mabes ABRI Cilangkap, Jakarta, itu akan dijabarkan ke semua angkatan dan Polri. Agar, "tidak ada keraguan lagi dalam melaksanakan kebijaksanaan pim pinan ABRI," kata Pangab tegas. Karena itu, Jenderal Try mengharapkan agar Rapim Angkatan dan Polri dapat dipersiapkan dan dilaksanakan sebaik-baiknya. Rapim yang berlangsung 7-9 Agustus itu kata Jenderal Try, telah mengevaluasi pelaksanaan Renstra III dan menilai kondis kemampuan dan kekuatan ABRI menjelang Renstra IV. Rapim juga memantapkan seting strategis dalam periode Renstra IV dan menetapkan kebijaksanaan pembangunan kemampuan dan kekuatan ABRI baik sebagai kekuatan hankam maupu sebagai kekuatan sospol.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo