Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

TNI Periksa Rombongan Prajurit yang Diduga Terlibat Penyerangan ke Markas Polres Tarakan

Pangdam VI/Mulawarman Mayjen Rudy Rachmat Nugraha menanggapi soal penyerangan ke Polres Tarakan yang diduga dilakukan prajurit TNI.

25 Februari 2025 | 16.35 WIB

Puluhan TNI diduga mengeroyok anggota Polres Tarakan pada Senin malam, 24 Februari 2025. Dokumentasi Istimewa.
Perbesar
Puluhan TNI diduga mengeroyok anggota Polres Tarakan pada Senin malam, 24 Februari 2025. Dokumentasi Istimewa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Panglima Kodam VI/Mulawarman Mayor Jenderal Rudy Rachmat Nugraha mengatakan bahwa, TNI telah memeriksa sejumlah prajurit yang diduga terlibat penyerangan ke markas Polres Tarakan. Insiden penyerangan anggota TNI ke Polres Tarakan, Kalimantan Utara itu terjadi pada Senin malam, 24 Februari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Penyerangan itu melibatkan beberapa anggota Bantuan Penugasan dari Satuan Tugas Batalion Infanteri 614/RJP. "Saat ini seluruh personel yang terlibat dalam Bantuan Penugasan telah dikonsolidasikan dan menjalani pemeriksaan sesuai prosedur," katanya dalam keterangan tertulis, pada Selasa, 25 Februari 2025, dilansir dari akun Instagram resmi Kodam VI/Mulawarman @kodam_mlw.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Adapun pemeriksaan sejumlah prajurit TNI yang diduga terlibat dalam penyerangan dilakukan oleh Danyonif 613/RJA selalu satuan induk. Di sisi lain, jajaran TNI dan Polri di wilayah Kalimantan Utara telah berkoordinasi untuk menjaga soliditas kedua instansi tersebut.

Rudy berujar bahwa TNI juga masih memantau perkembangan situasi pasca kejadian penyerangan itu. Dia mengimbau agar kedua instansi bisa menjaga suasana Kota Tarakan tetap kondusif.

Dalam keterangan yang sama, Kepala Penerangan Kodam VI/Mulawarman Kolonel Kav Kristiyanto menyebut bahwa kejadian penyerangan anggota TNI ke markas Polres Tarakan itu dikarenakan kesalahpahaman. Menurut dia, penyerangan itu bersifat institusional atau tidak disengaja.

"Murni kesalahpahaman antar individu, bukan masalah antarinstitusi," katanya.

Dia mengatakan bahwa insiden penyerangan itu tidak mempengaruhi sinergitas antara TNI dan Polri, khususnya dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat Kalimantan Utara. Menurut dia, saat ini situasi di Kota Tarakan aman dan kondusif.

Penyerangan yang dilakukan sejumlah anggota TNI itu dikabarkan mengakibatkan lima orang polisi luka-luka. Kejadian itu berlangsung sekitar pukul 23.00 WITA. Penyerangan oleh anggota TNI itu membuat meja, kaca, dan kursi di sekitar Polres Tarakan rusak. Anggota TNI membawa batu, kayu, dan besi saat menyerang.

Insiden penyerangan berawal dari anggota TNI datang memakai truk hijau menuju Bank Mandiri di Jalan Yos Sudarso, Tarakan. Ada lebih dari 20 anggota TNI yang ikut dalam penyerangan tersebut. Mereka turun dari truk dan berjalan menuju markas Polres Tarakan.

Tiba di markas Polres Tarakan, anggota TNI ini langsung memukul polisi yang sedang berjaga. Mereka lalu merusak beberapa peralatan yang ada di tempat itu. Tak berselang lama, datang anggota polisi lain ke Polres Tarakan. Mereka juga turut menjadi korban akibat dikejar oleh anggota TNI itu.

Alif Ilham berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus