Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno Berita Hari Ini dimulai dari topik tentang Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Eric Hiariej, telah dipecat dari statusnya sebagai staf pengajar karena dugaan pelecehan seksual terhadap salah satu mahasiswinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berita populer selanjutnya tentang lembaga pemeringkatan Quacquarelli Symonds atau QS bekerja sama dengan Elsevier mengurutkan peringkat peringkat kampus di seluruh dunia, termasuk pada skala Asia Tenggara. Dalam daftar QS World University Rankings: South-Eastern Asia 2024, sejumlah kampus dari 11 negara di Asia Tenggara diurutkan berdasarkan kriteria penilaian tertentu, mulai dari Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Myanmar, hingga Filipina dan Timor Leste.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, dalam kunjungannya ke Amerika Serikat, Presiden Joko Widodo atau Jokowi sempat menjadi pembicara di Georgetown University. Di kampus itu, Jokowi menyampaikan sejumlah hal, termasuk rencana pembukaan kampus tersebut di Indonesia.
Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Eric Hiariej, telah dipecat dari statusnya sebagai staf pengajar karena dugaan pelecehan seksual terhadap salah satu mahasiswinya.
Dugaan pelecehan seksual yang dilakukan dosen yang juga kakak dari Wakil Menteri Hukum dan HAM (Wamenkumham) Edward Omar Sharif Hiariej atau Eddy Hiariej itu diketahui terjadi pada 2016 silam. Adapun langkah pemecatan Eric dilakukan UGM pada pertengahan 2022 silam. “Terminologinya (Eric) bukan dipecat, tapi lebih tepatnya diberhentikan dari proses beliau sebagai dosen di UGM,” kata Sekretaris UGM Andi Sandi saat dihubungi Tempo Rabu 15 November 2023.
Lamanya proses pemberhentian Eric hingga tujuh tahun itu, kata Andi, karena UGM melakukan penyelidikan mendalam kasus itu. “Prinsipnya memang tidak serta merta pasca kasus itu (mencuat) langsung (ada putusan sanksi), kasus itu prosesnya selama tiga atau empat tahun, setelah proses penjatuhan saksi ke yang bersangkutan kemudian diberikan semacam kewajiban untuk konseling,” kata dia.
Setelah konseling itu, kata Andi, lalu ada beberapa catatan hasil proses tersebut untuk pemeriksaan lanjutan sampai akhirnya dijatuhkan kebijakan displin kepegawaian atas Eric.
Lembaga pemeringkatan Quacquarelli Symonds atau QS bekerja sama dengan Elsevier mengurutkan peringkat peringkat kampus di seluruh dunia, termasuk pada skala Asia Tenggara. Dalam daftar QS World University Rankings: South-Eastern Asia 2024, sejumlah kampus dari 11 negara di Asia Tenggara diurutkan berdasarkan kriteria penilaian tertentu, mulai dari Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Myanmar, hingga Filipina dan Timor Leste.
NUS mendapatkan peringkat pertama dalam daftar kampus terbaik di Asia Tenggara dengan skor penilaian rata-rata 97.2. Terdapat tiga kampus NUS, yakni Kent Ridge, Bukit Timah dan Outram. NUS memiliki 17 fakultas dan sekolah di tiga kampus. Pendidikan di NUS mencakup kurikulum berbasis luas yang digarisbawahi oleh mata kuliah multidisiplin dan pengayaan lintas fakultas. Menurut laman QS, NUS mempunyai lebih dari 38 ribu mahasiswa dari 100 negara.
Skor penilaian rata-rata 96.1 mengantarkan NTU Singapore menjadi kampus terbaik nomor dua di Asia Tenggara. Kampus ini mempunyai sebanyak 33 ribu mahasiswa. NTU Singapore menawarkan program-program teknik, sains, bisnis, humaniora, seni, ilmu sosial, dan pendidikan. Selain itu, NTU memiliki sekolah kedokteran bersama dengan Imperial College London.
Dalam kunjungannya ke Amerika Serikat, Presiden Joko Widodo atau Jokowi sempat menjadi pembicara di Georgetown University. Di kampus itu, Jokowi menyampaikan sejumlah hal, termasuk rencana pembukaan kampus tersebut di Indonesia.
"Ini pertama kali saya berbicara di sebuah universitas di Amerika Serikat dan itu adalah Georgetown University," kata Jokowi dikutip dari akun Sekretariat Presiden, Selasa, 14 November 2023.
Menurut Jokowi, ada dua alasan dia hadir di Georgetown University dan menjadi pembicara di sana. Alasan pertama karena kampus itu ia sebut sebagai universitas yang bagus.
Alasan kedua karena Indonesia dan Georgetown University akan menjalin kerja sama. "Georgetown University akan buka kampus di Indonesia tahun depan. Semoga tidak mundur," kata Jokowi.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.