Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan mengunjungi kediaman Ustad Abdul Somad atau UAS di Rumah Omak, Yayasan Pesantren Hj. Rohana, Ma’had Az-Zahra, Kampar, Riau, pada 13 Desember 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tidak sendiri, Anies datang bersama ibunya, Aliyah Rasyid dan istrinya Fery Farhati. Selain berkunjung, Anies dan keluarga juga bermalam di kediaman UAS.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Alhamdulillah. Kemarin malam kami bisa menuntaskan janji kami dan ibunda untuk bermalam di rumah UAS. Sudah lama, setiap kali UAS datang ke Jakarta, kita selalu mengikhtiarkan untuk bisa berjumpa. Kami mendatangi acara beliau atau beliau mampir ke rumah kami,” tulis Anies melalui Instagram pribadinya @aniesbaswedan, pada 14 Desember 2023.
Pertemuan Anies dengan UAS ini menjadi bentuk dukungan baru dalam melaju Pemilu 2024. UAS pun mengenakan rompi bertulis AMIN dan nomor urut 1.
Assisten coach Timnas Anies-Cak Imin (AMIN) Jazilul Fawaid mengatakan ustaz Abdul Somad mendukung Capres Koalisi Perubahan Anies -Muhaimin. Ia menyebutkan bahwa ustaz Abdul Somad sosok yang menginginkan perubahan.
"Saya pikir bukan masuk atau tidak dalam timnas, ngga penting buat UAS dan itu juga tidak penting buat masyarakat Indonesia. Yang terpenting bahwa UAS perlu perubahan," kata dia di Sekretariat Perubahan, Jumat, 15 Desember 2023.
Profil Ustad Abdul Somad
Pemilik nama asli Ustadz Abdul Somad Batubara, Datuk Seri Ulama Setia Negara atau kerap dikenal dengan UAS lahir pada 18 Mei 1977 di Silo Lama, Asahan, Sumatera Utara. Ia merupakan pendakwah dan ulama yang terkenal membahas berbagai permasalahan agama, terutama ilmu hadis dan fiqih. Selain itu, ia juga banyak membahas tentang nasionalisme dan masalah terkini di masyarakat.
UAS masih menjadi bagian dari keluarga besar ulama asal Asahan, Sumatera Utara, yaitu Syekh Abdurrahman atau Tuan Syekh Silau Laut I. Sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD), ia sudah menempuh sekolah berbasis tahfiz Al-Qur’an di SD Al-Washliyah Medan. Setelah lulus pada 1990, ia melanjutkan pendidikan ke Madrasah Tsanawiyah Mu'allimin Al-Washliyah Medan. Kemudian, ia menempuh pendidikan di Pesantren Darul Arafah Deli Serdang Sumatera Utara selama satu tahun.
Berdasarkan uinbanten.ac.id, pada 1994, ia pindah ke Riau untuk melanjutkan pendidikan di Madrasah Aliyah Nurul Falah, Air Molek, Indragiri Hulu. Lalu, pada 1996-1998, ia berkuliah di UIN Sultan Syarif Kasim Riau. Saat Pemerintah Mesir membuka beasiswa untuk 100 orang Indonesia belajar di Universitas Al-Azhar, ia mengikuti tes dan berhasil lolos.
Selanjutnya, ia melanjutkan program pendidikan Magister di Universiti Kebangsaan Malaysia, tetapi hanya berkuliah dua semester. Kemudian, pada 2004, melalui AMCI (Agence Marocaine de Coopération Internationale) dari Kerajaan Maroko, ia terpilih menerima beasiswa di Institut Darul-Hadits Al-Hassaniyah untuk meraih gelar Magister.
Meskipun UAS dikenal karena menjadi pendakwah, tetapi ia juga pernah menduduki jabatan lain. Adapun, jabatan yang pernah diisi oleh UAS, antara lain:
- Dosen Bahasa Arab dan Dosen Tafsir serta Hadi di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Riau.
- Dosen Agama Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Azhar Yayasan Masmur Pekanbaru.
- Anggota MUI Provinsi Riau Komisi Pengkajian dan Keorganisasian
- Anggota Badan Amil Zakat Provinsi Riau Komisi Pengembangan
- Sekretaris Lembaga Bahtsul Masa'il Nahdlatul Ulama Provinsi Riau.
UAS juga merupakan seorang penulis yang telah menerbitkan beberapa buku, seperti 77 Tanya Jawab Shalat, Bunga Rampai: 30 Fatwa Seputar Ramadhan, dan Metode Takhrij Hadits.
Namun, pada 2019, UAS dikabarkan berhenti dari jabatannya sebagai pengajar sekaligus Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim atau UON Suska, Riau. UAS mengundurkan diri karena kesibukan dalam berdakwah.