Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sembilan anggota Dewan Pertimbangan Presiden atau Wantimpres baru dilantik kemarin, Jumat, 13 Desember 2019. Tapi tanggapan kritis sudah muncul dari politikus PDI Perjuangan dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Puan Maharani.
Menurut dia, pengangkatan anggota Wantimpres adalah upaya Presiden Joko Widodo merangkul lebih banyak kekuatan politik. Namun, mereka bukanlah representasi partai politik.
"Saya lihat dari unsur-unsur yang masuk itu tidak ada yang terkait dengan partai politik," kata Puan Maharani di kawasan Ancol, Jakarta Utara, pada Jumat lalu, 13 Desember 2019.
Puan menerangkan bahwa para angota Wantimpres bukan mewakili partai dan tak boleh merangkap menjadi pimpinan partai.
Dia mencontohkan, mantan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto sudah keluar dari Hanura, partai yang didirikannya.
Jokowi melantik sembilan anggota Wantimpres periode 2019-2024 dan menunjuk Wiranto sebagai ketuanya.
Di Wantimpres ada juga kader PDIP, yakni Sidarto Danusubroto yang juga anggota Wantimpres 2014-2019.
Tujuh awak wantimpres lainnya adlalah kader Golkar Agung Laksono, pengusaha Putri Kuswisnuwardhani, pengusaha Arifin Panigoro, pengusaha Dato Sri Tahir, ulama NU asal Pekalongan Muhammad Luthfi bin Yahya, politikus PPP Mardiono, dan mantan Gubernur Jawa Timur yang juga kader Demokrat Soekarwo.
Puan Maharani menilai mereka dari pelbagai latar belakang. Dia juga berharap mereka bisa memberi pertimbangan dan solusi yang konkret kepada Presiden Jokowi.
"Diperlukan pertimbangan matang dari orang-orang yang sudah berpengalaman," ucap putri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini