Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Zulhas Klaim Indonesia Ekspor CPO dalam Jumlah Sedikit

Zulhas bilang ekspor CPO hanya 3,4 juta ton. Sementara total produksi CPO diperkirakan berjumlah 52 juta ton.

18 Juli 2022 | 14.52 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas, mengklaim Indonesia melakukan ekspor CPO atau minyak mentah hanya dalam jumlah sangat sedikit, yakni hanya sejumlah 3,4 juta ton saja. Sementara, Zulhas menyebut pada tahun 2022 total produksi CPO diperkirakan berjumlah 52 juta ton.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Catat itu ya. Jadi dari 52 juta yang diekspor dalam bentuk CPO itu hanya 3,4 juta sebetulnya. Sedikit," ujar Zulhas di usai rapat terbatas dengan Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Senin, 18 Juli 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Zulhas merinci, dari 52 juta ton produksi CPO sebanyak 9 juta ton digunakan untuk B30 atau campuran biosolar. Lalu untuk konsumsi dalam negeri yang diolah menjadi minyak goreng serta turunannya sebanyak 9 juta ton.

"Nah, lainnya itu sebenarnya sudah hilir, sudah diproses ada yang dalam bentuk minyak, margarine, dan lain-lain itu 30,6 juta ton," kata Zulhas.

Selain itu, Zulhas juga mengatakan harga tandan buah segar (TBS) sawit juga akan naik dalam 2-3 hari ke depan. Saat ini, harga TBS berada di harga Rp1.600 per kilogram dan direncanakan akan naik hingga Rp2.400 per kilogram.

"Jadi tidak ada alasan lagi harga buah tandan ini nantinya akan jadi di bawah Rp2.000. Kalau hitung-hitungan saya, harusnya Rp2.000 - 2.400 harga TBS di tingkat petani. Tentu perlu waktu ya, karena ini kan baru berlaku 2-3 hari ini," kata Zulhas.

Minyak Goreng Merah

Sementara itu, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki yang turut ikut dalam rapat bersama Jokowi, menjelaskan pemerintah saat ini sedang mencoba serius memproduksi minyak makan merah. Menurut Teten, harga minyak tersebut bisa lebih murah karena sistem produksinya lebih simpel dari pada minyak goreng biasa.

"Minyak makan merah ini sudah diketahui sehat kandungan proteinnya tinggi kandungan Vitamin A-nya. Malaysia sudah memproduksi dan diekspor ke Cina untuk mengatasi kekurangan Vitamin A," ujar Teten Masduki.

Teten menjelaskan saat ini sudah ada industri dalam negeri yang memproduksi minyak merah. Namun, produksi minyak jenis ini belum umum. Sehingga, Presiden Jokowi meminta Teten memasarkan produk minyak merah dengan cara piloting alias masa percobaan di Kalimantan dan Sumatra pada Agustus 2022. 

Adapun alasan Jokowi menginginkan minyak makan merah berbasis koperasi, karena 35 persen produksi sawit atau CPO berasal dari petani mandiri. "Saya kira ini juga solusi bagi distribusi minyak makan untuk suplai minyak makan ke masyarakat," kata Teten.

Lebih lanjut, Teten mengatakan rencana pembuatan pabrik minyak goreng merah ini sudah masuk dalam tahap detail engineering design atau DED. Teten mengatakan pihaknya juga masih akan membahas pihak swasta atau BUMN yang bakal menggarap pembangunan pabrik minyak makan merah ini.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus