Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tempo, 9 Januari 2005
SETELAH gempa disusul gelombang tsunami, praktis selama tiga hari pertama Aceh lumpuh total. Sebagian besar gedung perkantoran, sarana dan prasarana, serta rumah tinggal rusak parah. ”Delapan puluh persen daerah ini hancur,” kata Wakil Presiden Jusuf Kalla, yang meninjau ke sana. Peradaban seperti baru dimulai pekan ini. Listrik menyala di sebagian wilayah Aceh, komunikasi juga mulai lancar.
Kini yang bisa dilakukan hanyalah menghitung kerusakan dan kerugian. PLN, misalnya, mengaku rugi Rp 500 miliar karena sejumlah pembangkitnya hancur, jaringan transmisi dan distribusi ambruk. Pemerintah belum menghitung kerugian karena jalan, pelabuhan, bandara, dan gedung perkantoran serta fasilitas umum seperti rumah sakit atau pasar yang rusak.
Wakil Presiden Jusuf Kalla pun mengatakan, rekonstruksi ulang Aceh dalam lima tahun ke depan membutuhkan dana sekitar Rp 10 triliun. Tak ada jalan lain, pemerintah harus mengorek kantong yang sebenarnya sudah hampir sobek di sana-sini, mengutak-atik lagi APBN 2005, terutama yang berkaitan dengan proyek pembangunan di Aceh.
Namun kini, dua tahun setelah tsunami, Aceh belum pulih seperti semula. Masih banyak yang harus dikerjakan Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh, yang menjadi ujung tombak pembangunan kembali Aceh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo