Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat Pembaca

Dana PON lewat pelni?

11 Desember 1993 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada 22 September 1993, saya berangkat dari Jakarta menuju Surabaya dengan Pelni. Setelah tiket kami diperiksa, oleh beberapa petugas wanita saya disuruh membayar asuransi, yang preminya Rp 1.000 dan ongkos administrasinya Rp 1.000. Jadi, kami harus membayar Rp 2.000 per tiket. Saya tidak mau membayarnya, soalnya dalam tiket jelas sekali disebutkan, setiap penumpang sudah dilindungi dengan Asuransi Jasa Raharja. Jadi, saya pikir, untuk apa lagi membayar asuransi. Peristiwa serupa terjadi lagi di Surabaya. Malah lebih parah. Saya diminta membayar dana PON yang, lucunya, tinggal berlangsung 10 hari lagi. Repotnya, sementara di Jakarta saya bisa menolak, di Surabaya saya terpaksa membayar: premi kosong (tanpa nama) dan stiker dana PON dilampirkan pada tiket yang saya beli. Menurut saya, ini merupakan pemerasan yang langsung dirasakan rakyat kecil. Bagaimana, Pelni?FERRY Jakarta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus