Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Siapa Gubernur pilihan Anda? (1-8 Agustus 2007) | ||
Adang Daradjatun | ||
54,60% | 22.766 | |
Fauzi Bowo | ||
44,61% | 18.603 | |
Bukan keduanya | ||
0,79% | 330 | |
Total | 100% | 41.699 |
Lima jam setelah kotak suara dibuka, Fauzi Bowo sudah mengumumkan kemenangannya dalam pemilihan kepala daerah DKI Jakarta yang berlangsung pada Rabu pekan lalu. ”Terima kasih kepada warga Jakarta yang telah memberikan kepercayaan kepada saya,” kata Fauzi yang sebelum ini menjabat Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Pernyataan Fauzi itu mendahului hasil perhitungan suara yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum Daerah DKI Jakarta. Meskipun demikian, indikasi kemenangan Fauzi sudah terlihat. Sampai pukul 19.30 hari itu, pasangan Fauzi Bowo-Prijanto sudah mengumpulkan 58,4 persen dari 1,78 juta suara yang masuk ke KPU DKI Jakarta, sedangkan pasangan Adang-Dani 41,6 persen.
Hasil penghitungan cepat sejumlah lembaga survei juga menunjukkan bahwa kemenangan ada di tangan pasangan Fauzi-Prijanto. Lembaga Survei Indonesia, misalnya, menyatakan pasangan Fauzi mengungguli pasangan Adang dengan persentase 56:44. Survei yang dilakukan LP3ES juga tak beda jauh, yakni 57,6:42,4. Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis malah mencatat kemenangan Fauzi yang lebih telak, 59,45.
Kemenangan Fauzi-Prijanto memang telah diperkirakan. Yang mengejutkan, menurut Lembaga Survei Indonesia, selisih perolehan suara kedua pasangan ternyata sangat kecil. Dalam survei yang dilakukan LSI untuk memprediksi hasil pilkada, 30 Juli–2 Agustus lalu, Adang-Dani hanya mendapat dukungan 20,5 persen pemilih.
”Pasangan Adang-Dani menyapu bersih suara pemilih yang hingga menjelang pilkada belum menentukan pilihannya,” ujar peneliti LSI, Iman Suhirman. Menurut dia, ada sekitar 23 persen dari 5,7 juta pemilih yang hingga 2 Agustus lalu belum tahu akan memilih siapa. Itu yang membuat perolehan Adang-Dani meningkat hingga lebih dari 20 persen dari perkiraan.
Hasil quick count ini bertolak belakang dengan jajak pendapat Tempo Interaktif. Adang-Dani justru meraih suara lebih banyak 9,99 persen. (Jajak pendapat ini tidak bersifat ilmiah dan hanya menggambarkan kecenderungan pemilih yang mengakses jajak pendapat ini).
Indikator Pekan Depan: Jaringan Pendidikan Pemilihan untuk Rakyat (JPPR) menemukan bahwa mayoritas tempat pemungutan suara (TPS) dalam pemilihan kepala daerah DKI Jakarta yang baru lalu tak dipersiapkan dengan baik. Bahkan sebagian besar TPS kekurangan surat suara. ”Akibatnya pemilih yang terdaftar jadi tidak bisa memilih,” kata Agus Susilo, anggota Sekretariat JPPR Provinsi DKI Jakarta. Jaringan tersebut menggerakkan 1.000 relawan untuk memantau 1.000 TPS di 141 kelurahan, 23 kecamatan. Di beberapa TPS, misalnya TPS 103, RT 16 RW 17, Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara, petugas mengizinkan warga yang memiliki KTP DKI untuk mencoblos meski tak tercatat dalam Daftar Pemilih Tetap. Sementara di tempat lain, 140 relawan JPPR tak diizinkan memberikan suara hanya karena tidak membawa surat keterangan pindah tempat mencoblos. ”Ini patut dipertanyakan,” ujar Agus. Menurut Anda, apakah pemilihan kepala daerah DKI Jakarta telah berlangsung cukup jujur dan adil? Kami tunggu jawaban dan komentar Anda di www.tempointeraktif.com |
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo