Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mantan Menteri Tenaga- Kerja dan Transmigrasi, Jacob- Nuwa Wea, terkena stroke dan- mengalami pecah pembu-luh darah otak saat berada di Makassar, Senin pekan la-lu-. Koordinator Wilayah PDI Perjuangan Sulawesi dan Maluku Utara itu sedang me-lakukan safari politik untuk konsolidasi kader ketika penyakit itu menyerang tiba-tiba.
Andi Gani Wea, salah satu anak Jacob, menduga, sela-in faktor kecapekan, stroke terjadi akibat tubuh ayahnya- yang gemuk dan kurang ber-olahraga. Jacob sempat dira-wat di Rumah Sakit Akademis Jaury, Makassar. Akibat perdarah-an yang ter-jadi, tim- dokter se-tempat me-lakukan ope-rasi dan meng-ambil darah beku se-banyak 30 cc dari kepala pria kelahiran Flores, Nusa Tenggara Timur, 14 April 1944 itu.
Dari Jakarta, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengirim pesawat untuk membawa Jacob ke Rumah Sakit Mount Eli-za-beth, Singapura. Penanganan selanjutnya akan dilakukan ahli bedah saraf James Khoo, dokter kepercayaan Megawati.
Penganugerahan: Sangkot Marzuki, 62 Tahun
Direktur Lembaga Bio-logi Molekuler Eijkman, Jakarta, Prof Sangkot Marzuki, men-dapat anugerah doctor honoris causa dari Universitas Utrecht, Belan-da, ak-hir Maret-. Syukur-an atas -penganugerahan- itu digelar di kan-tor-nya, Sabtu dua pekan lalu.
”Ini surprise!” kata Sangkot. Sebe-lumnya, ilmuwan- ini menduga penganugerahan itu murni untuk pen-capai-an ilmiah. Ternyata, ada unsur plus, yakni kontribusinya ter-hadap kemanusiaan dalam kaitan dengan pembukaan kembali Lembaga Eijkman sebagai lembaga penelitian utama di Indonesia.
Pada Juli 1992, bersama 20 peneliti lain, pria kelahir-an Medan, Sumatera Utara, 2 Ma-ret 1944, ini menghidupkan- kembali Lembaga- Eijkman, yang te-lah berdiri sebelum Perang Dunia II. Sebelum mengelola- Eijkman, ayah dua anak itu sudah mapan seba-gai pakar- biokimia di Univer-sitas Monash, Australia.
Para peneliti di lembaga yang dikomandani Sangkot ini telah menyumbang sejumlah kajian. Antara lain, menguak keanekaragaman genetik manusia Indonesia dan memetakan latar belakang molekul penyebab talasemia di negeri ini.
”Menyelesaikan masalah Papua bukan dengan cara pemberian uang.” —Juru bicara Front Persatuan Perjuangan Rakyat Papua Barat, Arkilaus Baho, kepada Tempo, Senin pekan lalu, menanggapi rencana pemerintah mengucurkan dana Rp 12,7 triliun untuk Papua. Baginya, sikap mau membuka diri untuk berdialog dengan rakyat setempat dinilai lebih tepat.
”Korupsi adalah anti-masyarakat dan anti-pembangunan.” —Presiden International Criminal Police Organization (ICPO), Jackie Selebi, dalam konferensi ICPO-Interpol Regional Asia, di Jakarta, Selasa pekan lalu. Ia menegaskan perlunya penghancuran korupsi agar masyarakat tak dihancurkan oleh korupsi.
TEMPO DOELOE
17 April 1915 Pasukan Jerman untuk- pertama kali mengguna-kan gas pembunuh massal dalam Perang Dunia Per-tama. Penggunaan gas- ini menewaskan ribu-an tentara sekutu.
18 April 1955 Konferensi Asia-Afrika berlangsung di Bandung. Pertemuan yang diikuti 29 negara ini pendahulu terbentuknya Organisasi Gerakan Non-Blok.
19 April 1993 Pasukan Biro Investiga-si Federal (FBI) menyerbu markas sekte Davidian pimpinan David Koresh. Kelompok ini dituduh me-nyimpan senjata dan melakukan kekerasan ter-hadap pengikut sekte. Akibat penyerbuan, 80 orang tewas termasuk be-berapa anak-anak dan David Koresh sendiri.
20 April 1792 Joshua Reynolds, pelukis resmi keluarga Kerajaan Inggris, meninggal dunia. Reynolds sangat terkenal dengan lukisan-lukisan potretnya. Sebelum bekerja di lingkung-an kerajaan, ia menjadi Presiden Royal Academy of Arts.
21 April 1989 Ratusan mahasiswa berkumpul di lapangan Tiananmen, Beijing, un-tuk memprotes peme-rintahan komunis di Cina. Aksi ini mengawali terjadinya tragedi Tiananmen yang menewaskan ratusan demonstran.
22 April 1961 Tentara rahasia Prancis melakukan kudeta di Aljazair menentang ke-putusan pemerintah Pran-cis memberikan hak otonomi kepada Aljazair. Tak kurang dari 1.200 warga Aljir, ibu kota Aljazair, tewas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo