Saya kecewa membaca berita tentang hadiah TV Sony Kirara Baso yang dimenangkan artis Neno Warisman dalam acara ''Berpacu dalam Melodi'' TVRI (TEMPO, 24 April 1993, Pokok & Tokoh), yang ternyata bohong-bohongan. Soalnya, saya yang menonton acara itu merasa dikibuli. Apalagi mendengar keterangan Neno, hadiah TV Sony Kirara Baso itu sudah diketahui tidak ada, sebelumnya. Malah sebelum acara itu dimulai, sempat diadakan mufakat mengenai hadiah itu antara peserta acara dan pihak penyelenggara. Lalu perasaan semakin sebal ketika membaca tanggapan Ani Sumadi atau Maruli Simorangkir, penyelenggara acara tersebut, lewat rubrik Kontak Pembaca TEMPO, 1 Mei 1993. Pada dasarnya, mereka itu memberi penjelasan dalam upaya membela diri. Tapi, bagi saya, penjelasan itu tidak masuk akal. 1. Kalau pemberian hadiah TV Sony Kirara Baso itu harus mendapat persetujuan lebih dulu dari pihak pemberi hadiah (sponsor), kenapa tidak ditunggu saja sampai disetuji barulah acaranya ditayangkan? Lalu kepada pemirsa diberitahukan, ''Kami mohon maaf, berhubung ada suatu halangan, acara ''Berpacu dalam Melodi'' terpaksa kami tunda.'' Hal semacam ini tak pernah dilakukan TVRI. 2. Kalau acara itu terpaksa disiarkan, agaknya lebih baik tidak mengumumkan hadiah yang kenyataannya belum ada? Jadi, tidak mengibuli pemirsa, sehingga menipiskan kepercayaan masyarakat terhadap TVRI. Akhirnya, bisa timbul kecurigaan, TVRI lebih mengutamakan promosi dagang ketimbang kepercayaan masyarakat. SUTEDJO N. RAHAYU Jalan Pertiwi Gg. Kesuna 4 Medan 20224
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini