Sudah menjadi kenyataan bahwa hutan yang kita miliki semakin hari semakin menyusut jumlahnya. Menurut laporan sebuah koran nasional, lima puluh persen hutan di Jawa Barat telah hancur. Dan salah satu agen perusak hutan yang paling terkenal adalah Perhutani, sebuah perusahaan milik pemerintah.
Kredibilitas Perhutani sebagai perusak hutan sudah tidak diragukan lagi. Sebagai warga Jawa Barat saya menyaksikan sendiri betapa rusaknya kawasan-kawasan hutan yang dikelola Perhutani. Selain pohon-pohonnya ditebangi, banyak kawasan hutan lindung telah berubah fungsi menjadi kebun-kebun sayuran dan palawija. Ribuan hektare tanah bekas hutan telah berpindah pengelolaan kepada para petani penggarap dengan pola sewa. Sebuah modus operandi yang klise, pohonnya ditebang, lalu tanahnya disewakan.
Sebagai contoh tengok saja di Bandung Selatan, hutan lindung kawasan Rancaupas tinggal sedikit saja yang tersisa. Sejauh mata memandang hanya kebun dan kebun. sementara pepohonan makin mengerucut ke puncak-puncak gunung. Nasib yang sama dialami oleh hutan lindung Jayagiri/ Cikole di sekitar Tangkubanperahu. Hutan pinus yang begitu rapat dengan mudah disulap Perhutani menjadi perkebunan kentang.
Yang paling telanjang adalah Taman Hutan Raya Juanda di Bandung Utara. Lokasi Hutan yang begitu dekat dengan pemukiman ini pun tak luput untuk dijarah. Hari demi haribatangan pohon kayu pinus lenyap dari tempatnya. Dan saat ini bukit-bukit gundul makin bermunculan di sekitar kawasan hutan kota ini.
Jadi menurut saya untuk menyelamatkan hutan di Jawa Barat, langkah pertama yang paling efektif adalah segera membubarkan Perhutani yang diikuti dengan tindakan hukum kepada para oknumnya.
Ardi Saputra
Setrasari, Bandung
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini