LUAS ruangan itu 5 x 6 meter. Di tengah-tengah, ada sebuah meja
cukup besar. Di atasnya, terdapat gunting berbagai ukuran, pisau
pangkas listrik, sisir dari kawat halus, sikat rambut yang biasa
terdapat pada salon kecantikan untuk manusia -- dan banyak lagi.
Ratman Tarmiji, 22 tahun, menggendong seekor anjing poodle dan
mendudukkannya di atas meja tadi. Tak lupa dia mengikatkan
rantai anjing itu pada sbuah cantelan yang melekat di meja.
Sambil mengelus tubuh si poodle dan membujuknya dengan kata-kata
manis, Tarmiji mulai mengambil sikat dan gunting. Sang poodle
yang bernama Katia, melonjorkan kakinya dan bulu-bulu kaki itu
mulai dirapikan dengan sikat dan gunting Tarmiji. Rupanya, bagi
Katia pergi ke salon bukan hal yang baru.
Di sudut lain ruangan itu, ada sebuah bak mandi porselen. Seekor
anjing jenis chow-chow berbulu coklat, dengan nyaman duduk dalam
bak. Betapa tidak, karena isi bak adalah air hangat-hangat kuku,
bercampur shampoo wangi dan gosokan-gosokan tangan manusia pada
tubuhnya.
Membersihkan Kuping
Suasana tersebut adalah kesibukan di salon kecantikan khusus
untuk anjing di Jalan H. Agus Salim (Jalan Sabang), Jakarta.
"Yang banyak pergi ke salon kami adalah anjing dari ras poodle,"
ujar John Hardjana, pemilik salon kecantikan anjing itu. Ratman
Tarmiji adalah karyawan di salon ini.
Salon Hardjana baru saja dibuka setahun yang lalu. Tarif
komplit, untuk seekor poodle atau chow-chow, Rp 2.500. Sedangkan
untuk perawatan kuku atau membersihkan kuping harus ditambah Rp
500 lagi.
Salon Hardjana (44 tahun) hanya sanggup menerima 4 ekor anjing
sehari -- sebab untuk merawat kecantikan komplit seekor anjing
bisa makan waktu 2 atau 3 jam. Sedangkan Hari Susanto, sanggup
menerima 6 ekor anjing sehari. Hari (22 tahun), yang sudah
berpengalaman 3 tahun memasang tarif rata-rata Rp 4.500 tiap
ekor anjing. Salonnya terletak di sebuah toko serba ada di
Kebayoran Baru, Jakarta, dengan merek "Hari pet's".
Salon Hari juga tampak lebih keren. Bahkan ada kamar periksa
segala. Dindingnya berwarna putih, ada bak mandi, dan ruang
cukur dibatasi oleh kaca rayban. "Ini agar si anjing tidak manja
kalau melihat majikannya menunggu di luar," ujar Hari.
Salon anjing yang lain terletak di Jalan Prapanca, Kebayoran
Baru, di garasi rumah. Pemiliknya adalah penyayang binatang,
terutama anjing, Nyonya W.F. Tiwon Schell. Di sini dipelihara
sekitar 15 ekor anjing berbagai ras. Seperti llardjana, Nyonya
Tiwon (61 tahun) rupanya membuka salon sekaligus beternalc
anjing. Tanpa pasang iklan salon nyonya ini telah berjalan 10
tahun, Nyonya Tiwon menjadi hair stylist anjing pada mulanya
hampir tak disengaja. Suatu hari seorang kenalannya orang asing
datang kepadanya membawa seekor poodle, sekaligus dengan
peralatan pangkas dan berbagai ukuran gunting dan sikat bulu.
Dia minta tolong agar Ny Tiwon merapikan bulu-bulu sang poodle
yang sudah tidak karuan. Dan nyonya yang telah terbiasa merawat
anjing itu, melaksanakan dengan senang hati. Hasilnya cukup
bagus.
Kemudian berdatangan teman-teman lainnya yang juga mempunyai
poodle atau terrier dengan maksud serupa. Akhirnya dia berniat
membuka bisnis salon anjing ini, bersamaan dengan masa pensiun
sang suami di Departemen Luar Negeri. "Tapi saya hanya mau
menerima 2 ekor anjing setiap hari," ujar Nyonya Tiwon, "karena
saya harus mengurus rumah tangga. " Tarif salonnya Rp 3.000 per
jam.
Seekor anjing, kalau mendapat perawatan komplit bisa memakan
waktu 2 sampai 3 jam. Walaupun dengan tarif yang terbilang
paling mahal, setiap hari Ny. Tiwon selalu sibuk melayani 2 ekor
anjing yang disodorkan kepadanya.
Perkin Jaya (Perkumpulan Kinologi Indonesia Jakarta) yang
mempunyai anggota sekitar 2000 orang dan umumnya non-pri,
memperkirakan ada 50 ekor anjing ras yang harus dibawa ke salon
untuk dicukur dan ditata kembali bulunya dalam jangka waktu
tertentu. Sebaiknya anjing dibiasakan dibawa ke salon sejak ia
masih kecil. Paling tidak sebulan sekali cukuplah. Ini anjuran
ahli-ahli kecantikan anjing.
Di beberapa negara maju, merawat kemolekan anjing bukan hal
baru. Bahkan beberapa buku petunjuk tentang itu sudah lama
beredar. Buku The All Breed Dog Grooming Guide misalnya, berisi
cara-cara komplit bagaimana memandikan, menggunting kuku,
merawat anjing tertentu. Dalam buku ini ada 12 macam mode
(potongan) standar dengan berbagai variasinya. Buku pinter
lainnya ialah poodle Clipping Book, yang berisi tuntunan secara
terperinci cara-cara mengurus poodle yang cepat gondrong itu.
Buku ini bahkan memuat gambar dengan berbagai model dengan nama
sendiri-sendiri. Yang paling digemari di Jakarta misalnya model
English Saddle atau oleh para tukang pangkas biasa
diindonesiakan jadi model singa. Karena sang poodle dibentuk
begitu rupa hingga menyerupai seekor singa.
Salon-salon anjing di Jakarta tidak mau melayani anjing yang
kotor atau berpenyakit dan berketombe. Sebab misalnya anjing
jenis afganer dapat menghabiskan waktu 9 jam untuk mencukur
habis seluruh bulunya kalau dalam keadaan kotor. Anjing-anjing
yang berpenyakit atau berketombe dianjurkan agar pemiliknya
membawanya ke dokter hewan lebih dulu. Jika telah sembuh, baru
tubuhnya bisa dipermak di salon.
Memelihara anjing berkasta memang mahal. Biaya makannya saja
sulit ditandingi oleh biaya menu rata-rata rakyat negeri ini.
Tapi ada satu hal, pajak pemasukan dari anjing ini juga kini
cukup tinggi. Di Jakarta sejak bulan lalu ditetapkan pajak
anjing ras antara Rp 10.000 sampai Rp 20.000 setiap tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini