Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat Pembaca

Surat Pembaca

28 April 2013 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

APBN Bakal Terpuruk

Bulan ini pemerintah mengkaji beberapa pilihan untuk mengerem laju subsidi energi. Opsi yang dikaji, antara lain, mengontrol penggunaan bahan bakar minyak bersubsidi dengan memasang chip canggih di setiap kendaraan, sehingga mobil tidak bisa membeli BBM melebihi kuota dan mesin dispenser di stasiun pengisian bahan bakar umum akan terkunci secara otomatis. Opsi lain adalah membuat bensin subsidi berkadar oktan 90, dengan harga Rp 7.000.

Menaikkan harga BBM bersubsidi juga akan menjadi salah satu opsi. Namun, untuk opsi ini, pemerintah harus mempertimbangkan beberapa aspek.

Pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2013, anggaran subsidi energi hampir Rp 300 triliun. Dari jumlah itu, Rp 193,8 triliun khusus untuk subsidi BBM. Kita harus berani mengurangi subsidi ini. Andai kita, sebagai bangsa, tidak berani mengambil sikap, APBN bakal tidak sehat, bahkan bisa jebol karena semakin borosnya penggunaan energi. Subsidi BBM untuk yang mampu dan yang kaya harus dihapuskan secepatnya. Kita tidak boleh khawatir terhadap dampak politik yang akan terjadi.

Dedeh Herawati
Jalan Sapta Taruna Raya Nomor 65
Pasar Jumat, Pondok Pinang,
Jakarta Selatan

Maling Dompet di Gandaria City

Memang benar kredo Bang Napi: "Kejahatan tidak selalu terjadi hanya karena niat pelakunya, tapi juga kesempatan." Ini terjadi di Restoran Fook Yew, Gandaria City, pada Sabtu malam, 20 April 2013. Kami duduk di smoking area dari pukul 20.00 sampai selesai proses billing pukul 23.20. Karena sedang menunggu pramusaji, beberapa dari kami mengambil foto di area nonsmoking restoran.

Teman saya meletakkan dompet di atas meja restoran saat dia mengambil foto. Saat itu, restoran sudah sepi dan cuma satu meja di area nonsmoking yang terisi. Hanya sekitar dua menit, dompet raib dari atas meja. Para pramusaji mengaku tak melihat siapa yang mengambil.

Saya ingat ada rombongan lima anak muda keluar dari ­smoking area melewati kami. Saya langsung menemui manajer restoran meminta rekaman CCTV. Benar saja, terlihat seorang dari rombongan itu mengambil dompet dari atas meja. Dan sepertinya itu diketahui oleh beberapa temannya. Dia laki-laki muda dengan rambut agak panjang dan menggunakan kaus berwarna terang. Dompet itu ia masukkan ke saku celana.

Saya meminta manajer restoran mengkopi rekaman CCTV sebagai bukti. Saya juga mendapat info bahwa rombongan tersebut membayar menggunakan kartu. Jika polisi melakukan tugasnya dengan baik, saya yakin orang itu akan ditemukan.

Fahmandari K.
Jalan Benda, Kebayoran Baru, Jakarta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus