Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Malang
Peserta Ujian Nasional SMP Mendapat Sarapan Gratis
PESERTA ujian nasional tingkat sekolah menengah pertama di Malang mendapat sarapan gratis berupa kue dan roti. Menu itu dipilih agar tidak merepotkan guru. "Setiap sekolah menyediakan sarapan," ujar Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Malang Djupri, Ahad dua pekan lalu.
Sekolah biasanya menyediakan ratusan bungkus roti dan air mineral sejak pukul 06.00. Roti yang dibagikan itu bermacam-macam, dari roti basah hingga roti yang terbuat dari ketela ungu. Ratusan sekolah telah menerapkan kebijakan ini sejak tahun lalu.
Meski demikian, Djupri tetap meminta orang tua murid juga menyediakan sarapan untuk putranya sebelum sekolah. Menurut dia, tidak semua anak bisa tercukupi dengan sarapan sepotong roti. Ia mengharapkan kebijakan ini bisa meningkatkan jumlah kelulusan. "Kebijakan ini akan terus dilanjutkan," katanya.
Peserta ujian tingkat SMP di Kota Malang mencapai 12.728 siswa. Pada hari pertama, mata pelajaran yang diujikan adalah bahasa Indonesia, disusul pada hari berikutnya bahasa Inggris, lalu matematika, dan IPA. Adapun peserta ujian nasional se-Kabupaten Malang sebanyak 31.595 siswa.
Eko Widianto
Malang
Ditemukan Batu Lumpang dan Dolmen
DUA buah lumpang batu dan meja batu atau dolmen ditemukan di Kelurahan Bakalan Kraja, Kecamatan Sukun, Kota Malang. Mulyanto, warga setempat, menemukan benda yang diduga bagian dari candi itu saat menggali kolam ikan sedalam satu meter. "Benda purbakala itu saat ini disimpan di balai RW," kata Suwardono, pemerhati barang purbakala dan dosen sejarah IKIP, Budi Utomo Malang, Kamis pekan lalu.
Suwardono bersama beberapa arkeolog meneruskan penggalian di sekitar penemuan dolmen. Mereka menemukan empat buah batu candi sepanjang 30 sentimeter, lebar 30 sentimeter, dan tinggi 25 sentimeter. Selain itu, ditemukan dua umpak rumah dengan lebar 15 sentimeter, panjang 17 sentimeter, dan tinggi 22 sentimeter.
Dua tahun lalu, sekitar 200 meter dari lokasi penemuan itu juga pernah ditemukan struktur candi persegi panjang, dolmen, yoni, arca batu tanpa kepala, dan uang gobrog. Para arkeolog menduga lokasi itu merupakan permukiman kuno sebelum Kerajaan Majapahit, tapi sudah memasuki zaman Hindu.
Eko Widianto
Banyuwangi
Dinas Pertanian Memperluas Lahan Sorgum
KEBUTUHAN gandum sebagai bahan baku pembuatan roti dan mi terus meningkat. Tahun ini Indonesia mengimpor gandum tujuh ton. Sorgum diharapkan bisa menjadi pengganti gandum.
Untuk memenuhi kebutuhan pasar, Dinas Pertanian Perkebunan Kehutanan dan Hortikultura Kabupaten Banyuwangi memperluas lahan sorgum dari 375 hektare menjadi 500 hektare tahun ini. "Kami sudah memulai, apalagi Banyuwangi jadi percontohan sorgum nasional," kata Pratmadja Gunawan, Kepala Bidang Pertanian Dinas Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, dan Hortikultura Kabupaten Banyuwangi, Rabu pekan lalu.
PT Perkebunan Nasional XII Pasewaran menjadi pelaksana penanam sorgum di Desa Bansring, Kecamatan Wongsorejo. Varietas benih sorgum yang ditanam, yaitu Numbu-M, Kawali, dan CTY, yang berasal dari Batan. PTPN Pasewaran menggalakkan penanaman sorgum sejak 2012 dengan panen perdana pada November 2012. Hasil panennya mencapai 100 ribu ton.
Menurut Pratmadja, PTPN XII Pasewaran bekerja sama dengan Bogasari dan Indofood untuk memasok biji sorgum menjadi tepung. Selain batang sorgum, daunnya bisa dimanfaatkan petani sebagai pakan ternak.
Kepala Sub-Direktorat Serealia Lain Kementerian Pertanian Sulhadiana Munir mengatakan penambahan lahan itu bisa meningkatkan minat petani menanam sorgum. Selama ini petani masih enggan karena permintaan pasar masih kecil. Dari 1.500 hektare lahan sorgum di Indonesia, hanya 20 persen yang sudah menjalin kemitraan dengan pengusaha. "Kami akan mengajak swasta dan BUMN untuk menjadi mitra petani," ujarnya.
Ika Ningtyas
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo