Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Angka

Timnas Tak Perlu Latihan Militer

30 Mei 2011 | 00.00 WIB

Timnas Tak Perlu Latihan Militer
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Setujukah Anda pelatihan militer buat tim nasional PSSI?
(Periode 18 Mei-25 Mei 2011)
Ya
37,52% 248
Tidak
59,15% 391
Tidak Tahu
3,33% 22
Total 100% 661

LATIHAN spartan ala militer yang dijalani tim sepak bola nasional di Pusat Pendidikan Pasukan Khusus Batujajar, Jawa Barat, dinilai kurang pas. Latihan berat itu dikhawatirkan justru mengganggu persiapan mereka berlaga di Pekan Olahraga Asia Tenggara (Sea Games) akhir tahun ini. Paling tidak, pendapat itulah yang mendominasi jajak pendapat Tempo Interaktif pekan lalu.

Sejak awal Mei lalu, pemain sepak bola tim di bawah 23 tahun yang dibentuk Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia menjalani latihan khusus yang diberi nama ”Latihan Pembangunan Karakter” di Batujajar, Bandung Barat. Tak hanya mereka sebenarnya. Atlet dari cabang olahraga lain yang bakal berkompetisi di Sea Games juga digodok di sana. Latihan ini memang program resmi Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas untuk SEA Games 2011.

Menurut komandan program ini, Letnan Kolonel Infanteri Richard Tampubolon, latihan militer ini penting untuk membangun karakter atlet. Pelatih tim nasional PSSI, Rahmad Darmawan, mendukung latihan itu.

Keluhan bukannya tak ada. Pesepak bola Persema Malang, Kim Kurniawan, mengaku tak bisa bangun pagi pada awal pelatihan. Rekannya, Irfan Bachdim, bahkan sempat menghilang dari pelatihan beberapa hari.

Mayoritas responden menolak model pelatihan ala militer. Sekitar 59,15 persen responden menilai metode pelatihan semacam itu tak bakal bisa mendongkrak prestasi. Hanya 37,52 persen responden yang menyatakan setuju model pelatihan ini.

Indikator Pekan Depan
SKANDAL dugaan suap dalam pembangunan wisma atlet SEA Games terus bergulir. Sejumlah politikus Partai Demokrat, di antaranya Angelina Sondakh dan Muhammad Nazaruddin, kian tersudut. Pekan lalu, Dewan Kehormatan Partai Demokrat bahkan sudah memberhentikan Nazaruddin dari posisinya sebagai bendara umum partai.

Nama Nazaruddin pertama kali terseret kasus ini saat dikabarkan menerima fee 13 persen dari total nilai proyek pembangunan wisma yang mencapai Rp 119 miliar. Tak cuma itu. Pekan lalu terkuak, Nazaruddin juga pernah mencoba menyuap Sekretaris Jenderal Mahkamah Konstitusi Djanedri Gaffar.

Semua kasus ini membuat Nazaruddin tersudut. Apalagi Komisi Pemberantasan Korupsi sudah melayangkan surat panggilan untuk pemeriksaan pengusaha batu bara ini. Meski masih jadi saksi, tak mustahil penyidikan KPK menemukan bukti baru yang memberatkan Nazaruddin.

Tugas KPK tak ringan. Apalagi ada kabar, Nazaruddin siap membuka borok-borok lain di partainya dan membeberkan nama-nama politikus lain yang terlibat. Kalau ini benar, semua cerita skandal yang kita dengar hari ini barulah puncak gunung es. Masih ada tumpukan kasus lain yang menanti dibongkar. Siapkah KPK? Beranikah mereka? Itulah pertanyaan jajak pendapat Tempo Interaktif pekan ini: Apakah Anda percaya KPK bisa menuntaskan kasus dugaan korupsi wisma atlet SEA Games? Kami tunggu jawaban dan komentar Anda di www.tempointeraktif.com.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus